.
Mendidik anak kewajiban orang tua. Allah memerintahkan dalam Al-Quran. "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yg bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa saja yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa saja yang diperintahkan" (QS.66:6)
Allah Ta'ala berfirman, "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat," (QS.26:214).
Seorang muslim adalah orang yang mengajak kepada jalan Allah Swt, maka jadikanlah orang pertama yang mendapatkan dakwahnya adalah anak-anak dan keluarganya, kemudian barulah orang-orang berikutnya. Karena mereka orang yang paling berhak mendapatkan kebaikan dan kasih sayangnya.
Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah saw bersabda, "Semua kalian adalah pemimpin dan akan ditanya tentang orang-orang yang kalian pimpin. Kepala negara adalah pemimpin, dia akan ditanya tentang kepemimpinannya, seorang bapak pemimpin dalam keluarganya dan dia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang istri pemimpin dirumah suaminya. Pembantu pemimpin terhadap harta majikan nya dan akan ditanya akan kepemimpinannya. Seorang anak pemimpin terhadap harta ayahnya dan akan ditanya terhadap kepemimpinannya. Masing-masing kalian adalah pemimpin dan kalian akan ditanya terhadap kepemimpinannya" (HR.Bukhari dan Muslim)
Diantara kewajiban anda adalah menumbuhkan sejak dini kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya serta mencintai ajaran Islam. Hendaknya anda beritahukan bahwa Allah memiliki neraka dan surga. Neraka Allah sangat panas, bahan bakarnya dari manusia dan batu.
Ibnu Al-Jauzi berkata, "Ada seorang Raja yang memiliki anak tunggal wanita, karena itu dia sangat mencintainya dan sangat memanjakannya dengan berbagai mainan. Hal tersebut berlangsung sekian lama. Suatu hari ada seorang shaleh yang bermalam dirumah sang Raja. Malam hari dia membaca Al-Quran dengan suara keras, "Wahai orang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka, bahan bakarnya dari manusia dan batu." Sang puteri mendengar bacaannya, lalu dia berkata kepada pembantunya, "Hentikan dia." Tetapi para pembantunya tidak mau menghentikannya sehingga orang tsb terus mengulang-ulang bacaannya. Maka dia memasukkan tangannya kedalam bajunya dan merobeknya. Lalu para pembantunya melaporkan kejadian tsb kepada sang bapak. Maka sang bapak menemuinya seraya berkata dan memeluknya, "Apa yang engkau alami malam ini anakku sayang." Sang anak berkata, "Aku bertanya kepadamu demi Allah wahai ayah, apakah Allah Azza wa Jalla memiliki neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu?" Raja berkata, "Ya." Maka sang anak berkata, "Apa yang menghalangimu untuk memberitahu aku tentang hal ini. Demi Allah, aku tidak akan memakan makanan lezat dan tidur ditempat yang empuk sebelum aku mengetahui dimana tempatku, di surga atau neraka." (Shofwatu Ash-Shafwah, 4/437-438)
Sudah selayaknya anda menjauhkan anak-anak dari tempat-tempat keburukan dan kelalaian. Jangan membiarkan mereka dididik dengan cara yang buruk, baik melalui televisi atau lainnya dan kemudian mengharapkan kesalehannya. Orang yang menanam duri tidak akan memanen anggur. Hendaknya pendidikan tersebut telah ditanamkan sejak dari kecil agar mudah baginya untuk mentaatinya.
Rasulullah saw bersabda, "Perintahkan anak kalian untuk melakukan shalat saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka apabila berusia sepuluh tahun, lalu pisahkan ranjang diantara mereka." (HR.Abu Daud)
Akan tetapi hendaknya mendidik dengan lembut dan santun, memudahkan dan akrab, tidak berkata kasar, berlaku keras dan mendiskusikan dengan cara yang baik. Hindari celaan dan caci maki hingga pukulan. Kecuali jika sang anak durhaka dan meremehkan perintah bapaknya, meninggalkan perkara yang diwajibkan dan melakukan perkara yang diharamkan. Ketika itu diutamakan bersikap keras tapi tidak sampai menimbulkan bahaya.
Al-Manawi berkata bahwa "Seseorang yang mendidik anaknya yang sudah balig dan berakal dengan pendidikan yang dapat mengantarkannya pada akhlak orang-orang saleh dan melindunginya agar tidak bergaul dengan orang-orang rusak, kemudian mengajarkannya Al-Quran, adab, bahasa Arab, kemudian dia memperdengarkan sang anak kisah-kisah dan ucapan para salaf lalu mengajarkannya ajaran agama yang tidak boleh ditinggalkan, kemudian dia mengancam memukulnya apabila sang anak tidak shalat, semua itu lebih baik baginya daripada dia bersadaqah satu sha'. Karena jika dia mendidiknya dengan baik, maka perbuatannya termasuk shadaqah jariyah, sementara sadaqah satu sha', pahalanya akan terputus. Sementara yang pertama tetap terus mengalir selama sang anak masih ada. Dan adab adalah makanan jiwa dan pendidikannya untuk akhirat kelak.
Penjagaan anak dengan menasehati dan mengingatkan api neraka. Meluruskan adabnya dengan berbagai macam pendidikan. Diantaranya adalah memberi nasehat, hukuman, ancaman, pukulan, memberikan hadiah dan kebaikan. Pendidikan jiwa agar menjadi jiwa yang bersih dan mulia bukan mendidik jiwa yang tidak disuka lagi tercela.
Pukulan hanya sarana agar anak istiqamah, bukan merupakan tujuan, akan tetapi hanya digunakan jika sang anak terus menerus membandel dan menentangnya.
Pendidikan anak hendaknya berimbang antara anjuran dan peringatan. Yang lebih penting dari itu semua adalah memperbaiki lingkungan tempat anak tinggal dengan mewujudkan sebab-sebab hidayah bagi mereka, yaitu dengan komitmennya pendidik dan pengasuh mereka yang tidak lain adalah kedua orang tua mereka.
Diantara metoda sukses para pendidik dalam mendidik anaknya adalah dengan mempergunakan alat rekaman untuk mendengarkan nasehat, kaset Al-Qur’an, khutbah, pelajaran para ulama.
Sumber: islamqa.info
.
Cara Mengatasi Stres
Keampuhan Shalawat
Hasilkan Jutaan Rupiah dari rumah!
.