.
Hakikat manusia hidup didunia ini adalah bersosialisasi, saling peduli satu sama lain, berbagi dan siap memberi pertolongan kepada sesamanya yang membutuhkan. Allah SWT menyuruh manusia untuk berbuat baik selama didunia melalui sedekah. Memberikan bantuan kepada orang lain dengan ikhlas dan secara sukarela tanpa adanya batasan waktu dan jumlah.
Rasulullah bersabda, “Tiga perkara yang membinasakan: rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri.” (HR.Thabrani)
Rasulullah bersabda, “Tiga perkara yang membinasakan: rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri.” (HR.Thabrani)
Syaikh Manna Al Qaththan, seorang ulama Arab Saudi yang cukup terkenal pernah menyaksikan kejadian nyata yang menunjukkan bahwa sikap bakhil dan pelit akan membuat manusia binasa dan yang lebih mengerikan adalah mendapatkan siksa kubur yang sangat pedih.
Syaikh Manna Al Qaththan yang pernah menjadi Ketua Mahkamah Tinggi di Riyadh dan dia seorang dosen berpengalaman di universitas Islam ini dikenal sebagai pakar ulumul Qur’an dengan karyanya, Mabahits fi Ulumil-Qur’an. Saat masih remaja, beliau pernah menjadi seorang anak nakal. Gara-gara kenakalan itulah beliau mengalami kisah yang bisa kita ambil hikmahnya dibawah ini.
Disalah satu pedesaan di Kerajaan Arab Saudi, ada seorang saudagar kayaraya yang terkenal sangat bakhil. Walaupun hartanya sangat banyak dan uangnya melimpah, Sedikitpun ia tidak mau peduli dan berbagi dengan tetangga dan warga sekitarnya. Ia tidak mau menyantuni para kaum miskin, tidak pula mau mengasihi pada anak yatim.
Suatu ketika dia jatuh sakit. Para tetangga yang tahu betul betapa pelitnya dia, tidak mau membantu dan menjenguknya. Jadilah ia kesulitan dan sengsara dalam kesendiriannya. Sakit dirasakan seorang diri, tanpa ada yang mau peduli dan mau mengunjungi. Hanya satu orang yang mau datang kerumah nya, yakni Manna Al Qaththan muda.
Karena peduli dengannya, Manna muda jadi tahu apa saja yang pernah dilakukan oleh orang kaya itu dan bagaimana sifat pelit telah membutakan matahatinya. Dalam kondisi sakit parah, si bakhil tersebut menelan satu persatu hartanya yang berbentuk koin emas. Ia tak mau harta miliknya itu jatuh ketangan orang lain. Ia memang sudah berniat mau membawanya ketika mati. Sepertinya, ia ingin mempercepat proses sakaratul maut yang sedang dialaminya.
Dan gemparlah pada hari ketika ajal sudah menjemputnya, orang-orang yang ingin memandikannya bingung dan tidak habis pikir kenapa mayatnya terasa sangat berat sekali ketika hendak diangkat.
“Orang ini terlihat sudah tidak terlalu gemuk tetapi kok berat sekali ya?” bisik tetangganya. Manna Al Qaththan yang tahu rahasianya hanya diam.
Setelah pemakaman selesai, Manna kembali lagi kepemakaman itu pada malam hari untuk mengambil koin emas diperut mayat itu. Sesampainya dipemakaman ia langsung menggali kubur dan membedah perut mayat itu. Setelah terbuka, ia pun mencoba mengambil koin emas diperut mayat itu. Tetapi apa yang ia dapat? Ia justru tersetrum oleh koin emas itu. Setruman itu membuatnya mengurungkan niat untuk mengambil koin emas itu. Lalu ia menutup kembali kubur yang telah ia gali.
Beberapa tahun kemudian Manna bertobat dan ia baru menceritakan kisah nyata alam kubur sakaratul maut ini pada orang lain. Bahkan ia mengatakan jika terkadang, ia masih teringat setruman itu hingga saat ini. Hal ini menunjukkan betapa pedihnya adzab Allah pada orang yang pelit. Sentuhan pada satu koin emas saja akan merasakan setruman yang sakit, apalagi koin itu berada diperut dengan jumlah yang cukup banyak. Betapa pedihnya azab dialam kubur.
Sebagai seorang muslim hendaknya kita menyadari bahwa apa saja yang kita lakukan didunia akan dimintai pertanggung jawaban diakhirat kelak. Bahkan Allah akan memberikan adzab yang amat pedih ketika orang itu dialam kubur.
Rasulullah saw bersabda: "Hati-hatilah dari sifat kikir karena sesungguhnya ia telah menghancurkan umat-umat sebelum kalian." (HR.Muslim)
Imam Ali bin Abi Thalib berkata: "Jadilah orang yang dermawan tapi jangan jadi pemboros. Jadilah orang yang hidup hemat, tapi jangan jadi orang yang kikir."
Jangan Pelit, Kikir atau Bakhil
Siapa yang suka pada orang pelit, kikir, bakhil? Jangankan orang lain, orang pelit sendiri belum tentu suka pada orang pelit lainnya. Bayangkan saat dia lapar dan ada orang lain dengan banyak makanan, tetapi tak mau membaginya barang sedikitpun. Jangankan manusia, Allah pun benci pada orang pelit.
Bakhil adalah suatu penyakit hati karena terlalu cinta kepada harta sehingga tidak mau bersedekah. Tetapi pada umumnya manusia itu memang pelit: Katakanlah: “Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan karena takut membelanjakannya. Dan adalah manusia itu sangat kikir.” [QS.17:100]
Kita hendaknya mempelajari firman Allah dan sabda Rasulullah agar bisa terhindar dari penyakit kikir.
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak dilehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) dilangit dan dibumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [QS.3:180]
Padahal segala harta kita termasuk diri kita adalah milik Allah. Saat kita lahir kita tidak punya apa-apa. Telanjang tanpa busana. Saat mati pun kita tidak membawa apa-apa kecuali beberapa helai kain yang segera membusuk bersama kita. Sesungguhnya harta yang kita simpan bukan harta kita yang sejati. Saat kita mati tidak akan ada gunanya bagi kita. Begitu pula dengan harta yang kita pakai untuk hidup bermegah-megahan seperti beli mobil, rumah mewah dll.
“Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya. Dan sesungguh nya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya. Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta” [QS.100:6-8]
“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat bagi nya apabila ia telah binasa” [QS.92:8-11]
Yang justru jadi harta yang bermanfaat bagi kita di akhirat nanti adalah harta yang kita belanjakan di jalan Allah atau disedekahkan. Harta tersebut akan jadi pahala yang balasannya adalah istana surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman diantara kamu dan menafkah kan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” [QS.57:7]
“Berlomba-lombalah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itu karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” [QS.57:21]
Banyak orang kikir enggan bersedekah karena takut berkurang hartanya. Takut miskin. Padahal itu adalah godaan setan: “Syaitan menjanjikan (menakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedangkan Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” [QS.2:268]
Kita memang tidak boleh terlalu boros. Tetapi juga tidak boleh terlalu kikir. Jadi harus pertengahan: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” [QS.25:67]
“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan kamu terlalu mengulur kannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” [QS.17:29]
Allah tidak suka dengan orang-orang yang kikir: “(yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” [QS.57:24]
Allah mengancam orang-orang yang kikir dengan neraka:
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yg mengumpulkan harta dan menghitung-hitung (kikir). dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya, sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan yang (membakar) sampai ke hati.” [QS.104:1-7]
“Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah yang Maha Kaya sedangkan kamu orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini.” [QS.47:38]
Pelit dari bersedekah dijalan Allah baik untuk perjuangan mau pun dakwah syiar Islam merupakan satu ciri dari orang munafik: “Orang-orang munafik lelaki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.” [QS.9:67]
Agar Terhindar dari Sifat Kikir
Allah memberi kita petunjuk agar terhindar dari sifat pelit. Diantaranya adalah mengerjakan shalat, bersedekah, yakin akan hari pembalasan sehingga dia tahu jika kikir dapat siksa neraka sedang jika bersedekah mendapat surga, memelihara kemaluan, dan memelihara amanah.
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah dan bila dia mendapat kebaikan dia amat kikir kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (tak mau meminta), dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya. Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya). Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan.” [QS.70:19-35]
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. (QS.51:19)
.
Cara Mengatasi Stres
Keampuhan Shalawat
Aplikasi Ajaib Hasilkan Jutaan Rupiah
.