Wednesday, December 28, 2011

Renungan Malam - 2


Bapak adalah...!?
Orang yang tidak pernah ada didalam foto karena dia selalu disuruh memotret.
Orang yang selalu terkesan jahat ketika dia memarahi kita agar kita jadi dewasa.
Orang yang melarang Ibu memanjakan kita hingga kita pikir dia tidak sebaik Ibu.
Orang yang selalu sibuk dan jarang menemani kita karena dia berusaha memenuhi keperluan harian kita.
Orang yang kepingin bersama anak-anaknya tetapi dia harus bekerja untuk kepentingan keluarganya.
Orang yang selalu dimarahi Boss bila melakukan kesalahan ditempat kerjanya. 
Orang yang selalu membanting tulang untuk mencari uang ketika Ibu asyik bergosip dengan temannya.
Orang yang tidak akan pernah dilihat ketika bayi pertama kali membuka matanya dimuka bumi karena saking bahagianya dia mejauhkan diri supaya tetesan air mata bahagianya tidak kelihatan oleh orang lain.
Orang yang selalu disalahkan dalam setiap permasalahan rumah tangga.
Orang yang selalu disalahkan ketika kita tidak diberi mainan, makanan dan pakaian yang kita inginkan.
Orang yang selalu sedih bila melihat anak-anaknya bersedih hati
Orang yang selalu menyayangi dan selalu melindungi kita tanpa pamrih.
Orang yang selalu tinggal sendirian dirumah saat Ibu mengunjungi kita yang baru melahirkan cucunya
Orang yang tidak akan mengeluh walaupun semua lagu dan puisi selalu mengumandangkan nama Ibu.
.

Pengertian seorang anak
Pagi itu baskom tempat ibu menitipkan lontong isi oncom yang biasanya tidak begitu berat tiba-tiba terasa membebani kepalaku yang memanggul lebih dari biasanya. Tubuhku yang kecil diusia 11 tahun serasa goyah memanggul tumpukan lontong bulat yang terbungkus daun pisang berwarna hijau.

Setiap pagi memang sudah tugasku mengantar jualan ibu kekantin SPMA ditepi kali krukut. Lontong ibu ini bukan main larisnya, dengan sambal kacang yang gurih dan pedas banyak murid-murid dikantin sekolah itu yang menunggunya dipagi hari saat sekolah belum dimulai untuk sarapan .

Saking enaknya penganan buatan ibu tersebut hati kecilku selalu berdoa agar lontong yang dijual tak habis tandas dibeli supaya aku bisa menikmati sisanya dan sayangnya doaku itu jarang terkabul karena setiap jam sepuluh saat kembali kerumah, hanya ada baskom kosong dengan uang hasil penjualan yang diberikan ibu pemilik kantin untuk disampaikan pada ibu.

Hari-hari berikutnya perjalanan kekantin sekolah itu terasa menyiksa, berat lontong makin membuat kepalaku serasa terdesak kebawah, perjalanan selama dua puluh menit menjadi sulit, hingga di hari ketiga aku sengaja tak mau bangun dari tidur mengaku sakit.

Sebagai seorang istri tentara yang bergaji pas-pasan membuat ibu tak pernah melontarkan keluhan, sejak subuh pukul empat pagi dia menyiapkan semua keperluan sekolah adik dan kakakku yang sekolah pagi, suara air yang menggelegak dari dandang yang mengukus lontong selalu memecah pagi. Sambil menunggu lontong itu matang, ibu memasukkan belahan pisang tanduk dengan terigu kedalam penggorengan untuk kemudian di jual di warung depan rumah kami, padahal malam sebelumnya ibu selalu tidur larut malam membungkus lontong untuk dikukus esok paginya .

Jika aku tak menunggui jualan titipan ibu di kantin sekolah dan kembali kerumah, dirumah selalu kutemui ibu yang menggerak-gerakan kakinya dipagi hari naik turun sehingga jarum jahit di mesinnya naik turun merangkai potongan kain sehingga terbentuk menjadi sebuah baju atau celana, beliau menerima beberapa permintaan menjahit dari orang orang yang merasa cocok dengan jahitan ibu.

Beberapa hari ketika aku berpura-pura mengeluh sakit, tapak tangan ibu secara rutin singgah ke keningku untuk memastikan aku baik-baik saja. Ibu tampak memahami dan tak lagi menyuruhku membawa lontong satu baskom yang biasanya dia minta aku mengantarnya. Pagi semenjak aku mengeluh sakit, beliau yang mengantarnya.

Sebetulnya aku ingin jujur pada ibu bahwa aku tak sakit apapun, hanya merasa beban yang kubawa sedikit lebih berat dari biasanya dan sebetulnya masih dalam batas sewajarnya. Namun aku memilih untuk menunggu sampai ibu mengurangi jumlah jualan yang harus kubawa nantinya.

Di Jumat pagi ibu nampak gundah, kulihat lontong satu baskom dia bawa kembali kerumah meskipun waktu baru menunjuk pukul tujuh pagi. Rapat sekolah yang mendadak dilakukan memaksa murid murid SPMA diliburkan padahal ibu sudah terlanjur membuat lontong seperti biasanya.

Ibu terduduk diam didepan mesin jahitnya, Ia nampak berpikir harus diapakan lontong yang sebegitu banyaknya sementara aku dari depan meja makan memperhatikan kegundahan ibu.

“Nak , kesini sebentar!” ibu Memanggilku.
“Ya bu.”aku menghampiri ibu
“Bagaimana sepatu kamu, masih bisa dipakai?” dia tersenyum padaku, Aku menggeleng.
“Mungkin hari ini solnya akan terlepas semua, senin aku tak punya sepatu bu!”

Ibu menghela nafas, dia menerawang entah apa yang dipikirkan. Untuk sementara seluruh urusan dirumah ibu yang memikirkan karena ayah tengah bertugas diseberang pulau tanpa bisa memberi tambahan apapun selain uang gaji dan uang lauk pauk.

“Ibu berusaha tambah jualan ibu seminggu ini, itu kenapa lontong yang dibawa kemarin lebih banyak dari biasa, tetapi hari ini sekolah malah libur padahal ibu punya rencana untuk besok ke Pasar minggu mencari sepatu buat kamu. Hari ini lontong ini belum laku, ibu minta maaf kalau sampai senin belum bisa belikan kamu sepatu!" Dia menatapku mencoba meminta pengertianku.

Hari minggu sebelumnya, aku memang menunjukan sepatuku yang nyaris lepas alasnya karena usia pakai yang sudah waktunya. Dan jumat pagi itu, aku menemukan alasan kenapa lontong dalam baskom yang kubawa terasa lebih berat dari yang aku junjung, tidak seperti biasanya. Ibu ingin membelikan aku sepatu dan untuk itu dia menambah jumlah jualannya setiap hari agar ada tambahan uang yang bisa dipakai untuk membelikan sepatu.

Tubuhku yang semula masih saja berlagak terkulai lemas mendadak sontak tegak. Rasa bersalah pada ibu membuatku memutar otak untuk membantu bagaimana lontong ibu yang enak itu bisa laku. Kusambar baskom yang semula berat itu lalu mencium tangan ibu untuk membawanya kembali ke SPMA tempat biasanya kami titipkan lontong itu.

Ibu mencegah dan bilang tak usah, namun aku tak mendengarkannya lagi. Sepanjang jalan kesekolah itu aku teriakkan “Lontong ..Lontong !”  tanpa malu, apalagi merasa berat memanggulnya dikepala dan satu dua rumah yang kulalui menghentikan langkahku untuk membeli. Perjalanan pulang pergi yang biasanya hanya kulalui saja tanpa teriakkan , kali itu bagai penjaja jalanan aku memberanikan diri menjual lontong di depan-depan rumah yang setiap hari kulalui.

Tuhan maha baik, Lontong habis di dua pertiga perjalanan, pagi yang dingin banyak membuat orang lapar dan bagi yang belum sempat memasak sarapan, lontong ibu menjadi panganan yang lezat dan tidak perlu repot menyiapkan.

Aku kembali kerumah dengan baskom kosong, kali ini tak ada doaku agar paling tidak lontong tersisa dan aku bisa memakan sisanya, semua uang kuberikan pada ibu yang memelukku sedemikian eratnya.

Sore itu juga ibu pergi ke Pasar minggu, dia tak lagi menunggu hingga Sabtu, ketika dia kembali menjelang sore, aku yang baru kembali dari sekolah siang mendapati sepasang sepatu yang putih bersih dengan tiga garis hijau berada ditepi tempat tidurku.

Kuciumi sepatu itu dan kuhampiri ibu yang sedang menjahit pakaian disudut ruang tengah.
“Ibu ,Terima kasih ..dan Maafkan aku!” 
.
Tetap berbekas
Ada seorang anak yang sangat pemarah dan suka berkata kasar menyakiti hati orang.
Sang Ayah berkata, "Coba kau paku papan pagar rumah kita tiap kali kau tidak dapat mengendalikan amarahmu."

Hari pertama dia memaku 38 X. Lama kelamaan menjadi semakin sedikit hingga suatu hari dia tidak perlu memaku lagi. Dengan bangga dia berkata pada ayahnya, "Aku telah berhasil melewati 1 hariku tanpa menyakiti hati siapapun."

Ayahnya memintanya mencabut 1 paku apabila dia berhasil melewati satu hari tanpa menyakiti hati orang. Hingga tiba suatu hari tidak ada lagi paku yang dapat dicabutnya karena sudah habis.

Ayahnya berkata, "Aku sangat bangga akan usahamu. Tapi lihatlah pagar kita yang penuh dengan bolongan bekas paku. Hati orang-orang yang telah kau sakiti persis sama seperti papan itu. Apa yang kau katakan telah membuat luka dihati dan hati itu tidak akan pernah sama lagi."
.
Nasehat Nenek
Seorang nenek yang sedang menulis surat menasihati cucunya,
"Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti"
"Tapi nek sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya". Ujar si cucu.
"Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, 
kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini."

Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil :
"Kualitas pertama, Pensil mengingatkan kamu kalau kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkahmu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya."

"Kualitas kedua, Dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik."

"Kualitas ketiga, Pensil selalu memberi kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar."

"Kualitas keempat, Bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada didalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah menyadari hal-hal di dalam dirimu. Instropeksi diri & jangan menyalahkan orang lain terlebih dahulu."

"Kualitas kelima, Sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan agar tidak menyakiti orang lain."
.
Seven UP
1. Get Up - Tidak peduli berapa kali Anda gagal, bangun lagi!.
2. Dress Up - Kecantikan dari dalam jauh lebih penting daripada sekedar hiasan luar
3. Shut Up - Berhentilah bicara tentang kesuksesan masa lalu dan berkeluh kesah tentang masalahmu. 
Setiap manusia punya medan perangnya sendiri. Jadilah pejuang tangguh dan berhenti meneluh.!
4. Stand Up - Berdirilah teguh, yakin Anda pasti berhasil.
5. Look Up - Jangan lihat dirimu yang terbatas, lihat Tuhanmu yang tak terbatas.
6. Reach Up - Capailah lebih tinggi dari prestasi sebelumnya.
7. Lift Up - Naikkan semua impian Anda dalam doa dan ucapan syukur.
.
Aku capek
Seorang anak mengeluh pada ayahnya:
Aku capek, sangat capek. Aku belajar mati matian sedang temanku dengan enaknya menyontek. 
Aku mau menyontek saja!
Aku capek karena aku harus terus membantu ibu, sedang temanku punya pembantu.
Aku capek karena harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung.
Aku capek karena harus menjaga lidahku, temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati.
Aku capek ayah, aku capek menahan diri…
Mereka terlihat senang, aku ingin seperti mereka ayah!

Sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya, ”Anakku, ayo ikut ayah”.
Mereka menyusuri jalan yang jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang.
”Ayah, mau kemana kita ? Aku tidak suka jalan ini. Lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka tertusuk duri. 
Badanku dikerumuni oleh serangga, berjalanpun susah karena banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah,” anaknya terus mengeluh.

Akhirnya mereka sampai disebuah telaga yg sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik dan pepohonan rindang.
“Wah… tempat apa ini ayah? Aku suka tempat ini!”
“Kemarilah anakku, ayo duduk disamping ayah”.
”Anakku, taukah kau mengapa disini begitu sepi padahal amat indah?”
”Itu karena orang tidak mau mnyusuri jalan yang jelek, padahal mereka tahu ada telaga disini.
Mereka hanya kurang sabar dalam menyusuri jalan ini.
”Anakku, kita butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan.”
.
Sang Bapak
Ibu dari pagi bekerja keras sepanjang hari membereskan rumah tanpa pembantu, jam tujuh malam ibu selesai menghidangkan makan malam untuk ayah, sangat sederhana, berupa telur mata sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi.

Sayangnya karena mengurusi adik yang merengek, tempe dan telor gorengnya sedikit gosong.
Saya melihat ibu sedikit panik tetapi tidak bisa berbuat banyak, minyak gorengnya sudah habis. 
Kami menunggu dengan tegang apa reaksi ayah yang pulang kerja pasti sudah capek, melihat makan malamnya hanya tempe dan telur gosong.

Luar biasa! Ayah dengan tenang menikmati dan memakan semua yang disiapkan ibu dengan tersenyum dan bahkan berkata, "Bu terima kasih ya!" Lalu ayah terus menanyakan kegiatan saya dan adik disekolah.

Selesai makan, masih dimeja makan, saya mendengar ibu meminta maaf  karena telor dan tempe yang gosong itu dan satu hal yang tidak pernah saya lupakan adalah apa yang ayah katakan: "Sayang, aku suka telor dan tempe yang gosong."

Sebelum tidur, saya pergi untuk memberikan ciuman selamat tidur kepada ayah, saya bertanya: "apakah ayah benar-benar menyukai telur dan tempe gosong?"

Ayah memeluk saya erat dengan kedua lengannya dan berkata, "Anakku, ibu sudah bekerja keras sepanjang hari dan dia sudah capek. Jadi sepotong telor dan tempe yang gosong tidak akan menyakiti siapa pun kok!"

Ini pelajaran yang saya praktekkan di tahun-tahun berikutnya; "Belajar menerima kesalahan orang lain adalah satu kunci yang sangat penting untuk menciptakan sebuah hubungan yang sehat, bertumbuh dan abadi.

Emosi tidak akan pernah menyelesaikan masalah, jadi selalu berpikir dewasa. Mengapa sesuatu hal itu bisa terjadi pasti punya alasannya sendiri. Janganlah kita menjadi orang yang egois hanya mau dimengerti tetapi tidak mau mengerti.
.
Sempurna
Suatu hari seorang Murid bertanya pada gurunya
Murid : Guru, Bagaimana caranya agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna dalam hidup?
Guru : Berjalanlah lurus ditaman bunga lalu petiklah bunga yang paling indah menurutmu dan jangan pernah kembali kebelakang.
Setelah berjalan dan sampai diujung taman, Murid pun kembali dengan tangan hampa . . .
Lalu guru bertanya: Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga satu pun?
Murid : Sebenarnya tadi aku sudah menemukannya tapi aku tidak memetiknya karena aku pikir mungkin yang didepan pasti ada yang lebih indah, namun ketika aku sudah sampai diujung, aku baru sadar bahwa yang aku lihat tadi adalah yang terindah dan aku pun tak bisa kembali ke belakang lagi!
Dengan tersenyum guru berkata: "Ya, itulah hidup Nak..semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya karena sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak pernah ada, yang ada hanyalah keikhlasan hati kita untuk menerima kekurangan.
.
KESEIMBANGAN HIDUP
Suatu hari Martin, seorang anak muda yang tengah menanjak karirnya merasa hidupnya tidak bahagia. Isterinya sering mengomel karena merasa keluarga tidak lagi mendapat waktu dan perhatian cukup dari si suami. Bahkan orangtua dan keluarga besar menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli pada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama bahkan saat untuk merenung bagi dirinya sendiri.

Suatu hari karena ada hal mendesak Martin harus mendatangi salah satu atasan perusahaan dirumahnya. Setiba disana Martin sempat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah.

"Hai Martin, tunggulah didalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapak selesaikan", seru tuan rumah.

Martin malah menghampiri dan bertanya, "Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan juga membuat keputusan-keputusan penting dan hebat di perusahaan kita?"

Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, atasan Martin menjawab ramah, "Anak muda, maukah kamu melihat keindahan yang lain? Kamu boleh mengelilingi rumah ini. Tetapi sambil berkeliling bawalah mangkok susu ini dan jangan sampai tumpah. Setelah itu kembalilah kemari".

Dengan sedikit heran namun senang hati diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian Martin kembali dengan lega karena mangkok susu tidak tumpah sedikitpun.

Atasan Martin bertanya, "Martin, apakah kamu sudah melihat koleksi batu-batuanku atau bertemu dengan burung kesayanganku?"

Sambil tersipu malu Martin menjawab, "Maaf Pak, saya belum melihat apapun karena konsentrasi saya pada mangkok susu ini. Baiklah, saya akan pergi melihatnya".

Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah dengan nada gembira dan kagum Martin berkata,  "Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri dan nyaman". Tanpa diminta, Martin menceritakan apa saja yang telah dilihatnya.

Atasan Martin hanya mendengar dengan tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu didalam mangkok yang hampir habis. Menyadari lirikan Atasannya ke arah mangkok, Martin berkata, "Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua".

"Ha ha ha ha ha ha! Martin, apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu dimangkok itu utuh maka rumahku yang indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah dimatamu maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semuanya kembali kepada kita, bagaimana membagi waktu dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan waktu dengan bijak maka pastilah kehidupan kita akan harmonis".

Seketika itu, Martin tersenyum gembira, "Terima kasih, pak. Tidak diduga saya telah menemukan jawaban kegelisahan saya selama ini. Sekarang saya tahu, kenapa orang-orang menjuluki Bapak sebagai orang yang bijak dan baik hati".
.
Tinggalkan Kemarahan ...
Jika Anda benar maka Anda tidak perlu marah,
Jika Anda salah maka Anda tidak punya hak untuk marah.

Kesabaran dengan keluarga adalah kasih,
Kesabaran dengan orang lain adalah rasa hormat,
Kesabaran dengan diri adalah keyakinan,
Kesabaran dengan Tuhan adalah iman.

Jangan pernah berpikir keras tentang MASA LALU, karena membuat anda sedih...
Jangan Pikirkan lebih lanjut tentang MASA DEPAN, karena membuat anda Ketakutan ...
Jalani hidup ini dengan Senyuman, akan membuat anda Ceria .!

Setiap ujian dalam hidup kita membuat kita menderita atau lebih baik,
Setiap masalah datang untuk membuat kita kuat atau menghancurkan kita,
Pilihan ada pada kita sendiri, apakah kita menjadi korban atau pemenang .!
.
Lubang Kebahagiaan…
Di negeri komunis beberapa puluh tahun lalu seorang aktivis bisa dipenjara hanya karena tulisan dan pemikirannya yang dipandang tidak sejalan dengan komunisme. Seorang Aktivis dipenjara dalam sel terpisah berdekatan dengan sel seorang penjahat besar – karena di negeri itu dahulu pemikiran bebas dipandang sama berbahayanya dengan pemikiran jahat.

Beruntung si aktivis, ada sedikit keretakan di tembok sel yang dia tempati – sehingga dari lubang yang sangat sempit ini dia bisa mengintip keluar kedunia bebas dari waktu ke waktu. Setiap kali si aktivis habis mengintip keluar, si penjahat di sel sebelah selalu bertanya – apa yang dia lihat. Karena si aktivis ini juga seorang penulis, dia bisa bercerita sangat detil tentang apa yang dilihatnya. Ketika dia bercerita indahnya sawah, sungai, burung-burung yang terbang bebas - si penjahat memejamkan matanya , membayangkan dirinya menikmati alam bebas yang digambarkan oleh si aktivis. Ketika si aktivis bercerita di kejauhan ada parade tentara yang baris berbaris di lapangan, si penjahat memejamkan matanya, menikmatinya seolah-olah dia lagi menjadi komandan dari tentara-tentara tersebut.

Demikianlah kehidupan dua orang yang bertetangga dalam penjara ini, mereka berdua tidak punya harapan untuk dibebaskan entah kapan – jadi kebahagiaan keduanya hanya diperoleh melalui cara tersebut – si aktivis mengintip dunia melalui lubang kebahagiaannya, si penjahat ikut berbahagia meskipun hanya membayangkannya.

Dasar penjahat, setelah sekian tahun berlalu – munculah ide jahatnya yang menantang: “mengapa selama ini hanya si aktivis yang bisa mengintip dunia luar sedangkan dia hanya bisa membayangkannya ?. Mengapa tidak dia sendiri yang mengintipnya ?” 

Maka kebiasaan lamanya sebagai seorang pembunuh muncul, dia melemparkan racun ke sel sebelahnya tepat masuk ketempat minum si aktivis ketika dia lagi tidur.Si aktivis meninggal keesokan harinya dan mayatnya dibawa keluar oleh sipir penjara. Sebelum sel yang kosong ini diisi lagi dengan narapidana lainnya, si penjahat minta kesipir agar dia dipindahkan kesel tersebut dan si sipir setuju.

Dengan girang dia memasuki sel-nya yang baru karena berharap bisa mulai mengintip dunia luar. Setelah sel dikunci dan sipir meninggalkannya sendirian, mulailah dia mengintip dunia luar. Namun bukan kepalang kagetnya ketika dia mengintip melalui lubang yang sama yang selalu dilakukan oleh si aktivis, yang dilihatnya adalah kuburan tempat memakamkan narapidana yang  meninggal ..!

Setiap kali dia mencoba mengintip selalu yang nampak di matanya adalah kuburan dan kuburan – dia tidak bisa melihat apa yang ada di kejauhan. Padahal ketika si aktivis mengintip sebenarnya dia juga melihat kuburan yang sama pas didepan matanya tetapi fokus penglihatannya bukan pada kuburan tersebut – dia fokuskan pada pemandangan di kejauhan dimana dia bisa melihat sawah, sungai, burung-burung dan bahkan tentara yang lagi parade.

Karena setiap saat pikiran si penjahat selalu dihantui oleh kuburan yang dia lihat dari lubang selnya, dia tidak bisa bertahan dan meninggal tidak lama setelah dipindahkan ke sel yang diidam-idamkannya.

.
Belajar dari anak kecil
Seorang bocah laki-laki masuk kesebuah toko. Dia mengambil peti minuman dan mendorongnya kedekat telepon umum lalu naik keatasnya sehingga dia bisa menekan tombol angka ditelepon dengan leluasa. Si pemilik toko mengamati tingkah bocah ini dan menguping percakapannya.

Bocah: Bisakah saya bekerja memotong rumput dihalaman Ibu?
Ibu : Sudah ada orang yang mengerjakannya.
Bocah: Ibu bisa bayar saya setengah dari upah orang itu.
Ibu : Saya sangat puas dengan hasil kerja orang itu.
Bocah: Saya juga akan menyapu pinggiran trotoar dan saya jamin hari Minggu
halaman rumah Ibu akan jadi yang tercantik dikompleks perumahan ibu.
Ibu : Tidak, terima kasih.
Dengan senyuman diwajahnya, bocah itu menaruh kembali gagang telepon.
Si pemilik toko yang sedari tadi mendengarkan, menghampiri bocah itu.

Pemilik Toko: Nak, aku suka sikapmu, semangat positifmu dan aku ingin
menawarkanmu pekerjaan.
Bocah: Tidak, terimakasih.
Pemilik Toko: Tapi tadi kedengarannya kamu sangat menginginkan pekerjaan.
Bocah: Oh, itu.... Saya cuma mau ngecek apakah kerjaan saya sudah bagus.
Sayalah yang bekerja untuk Ibu tadi!
.
Sekedar Renungan 
1. Doa bukanlah ban serap yang dapat kamu keluarkan ketika dalam masalah, tapi kemudi yang menunjukkan arah yang tepat.
2. Kenapa kaca depan mobil sangat besar dan kaca spion begitu kecil ? Karena masa lalu kita tidak sepenting masa depan kita. Jadi, pandanglah ke depan dan majulah. 
3. Pertemanan itu seperti sebuah buku. Hanya membutuhkan waktu beberapa detik untuk membakarnya, tapi butuh waktu tahunan untuk menulisnya. 
4. Semua hal dalam hidup adalah sementara. Jika berlangsung baik, nikmatilah karena tidak akan bertahan selamanya. Jika berlangsung salah, jangan khawatir karena juga tidak akan bertahan lama.
5. Teman lama adalah emas! Teman baru adalah berlian! Jika kamu mendapat sebuah berlian, jangan lupakan emas! Karena untuk mempertahankan sebuah berlian, kamu selalu memerlukan dasar emas. 
6. Seringkali ketika kita hilang harapan dan berpikir ini adalah akhir dari segalanya.. Tuhan tersenyum dari atas dan berkata: " Tenang sayang, itu hanyalah belokan, bukan akhir! 
7. Ketika Tuhan memecahkan masalahmu, kamu memiliki kepercayaan pada kemampuanNya; ketika Tuhan tidak memecahkan masalahmu, Dia memiliki kepercayaan pada kemampuanmu.   
8. Seorang buta bertanya pada Tuhan : "Apakah ada yang lebih buruk daripada kehilangan penglihatan mata?"  Tuhan menjawab : "Ya ada, kehilangan visimu dan ke optimisan yang ada pada dirimu" 
9. Ketika kamu berdoa untuk orang lain, Tuhan mendengarkanmu dan memberkati mereka dan ketika kamu aman dan happy maka ingatlah bahwa seseorang telah mendoakanmu. 
10. Khawatir tidak akan menghilangkan masalah besok tetapi hanya akan menghilangkan kedamaian hari ini.

Jika kamu menikmati ini dan merasa sudah cerah, bagikan juga keorang lain karena siapa tau akan mencerahkan hari seseorang juga.. "Berilah maka engkau akan menerima"
.
Ketika, Bukan, Bila..
Ketika Aku ingin hidup Kaya, aku lupa bahwa Hidup adalah sebuah Kekayaan,
Ketika Aku takut Memberi, aku lupa bahwa semua yang aku miliki adalah Pemberian,
Ketika Aku ingin jadi yang Terkuat, aku lupa bahwa Tuhan yang memberiku Kekuatan,
Ketika Aku takut Rugi, aku lupa bahwa Hidupku adalah sebuah Keberuntungan karena AnugerahNYA,
Ketika kita selalu bersyukur kepadaNYA, ternyata hidup ini sangat indah....

Bukan  karena hari ini Indah kita Bahagia tapi karena kita Bahagia hari ini menjadi Indah
Bukan karena tak ada Rintangan kita menjadi Optimis tapi karena kita Optimis Rintangan menjadi tak terasa
Bukan karena Mudah kita Yakin Bisa tapi karena kita Yakin Bisa semuanya menjadi Mudah
Bukan karena semua Baik kita Tersenyum tapi karena kita Tersenyum maka semua jadi Baik

Tak ada hari yang Menyulitkan kita kecuali kita Sendiri yang membuat Sulit
Bila kita tidak dapat menjadi jalan besar, cukuplah menjadi jalan setapak yang dapat dilalui orang
Bila kita tidak dapat menjadi matahari, cukuplah menjadi lilin yang dapat menerangi sekitar kita
Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang, cukup berdoa agar dia diberkahi dan dilindungi Tuhan.
.
Tanpa kata-kata
Di sebuah desa ada 2 lelaki bersaudara. Sang kakak telah berkeluarga dan punya 2 orang anak, sedangkan si adik masih bujangan. Mereka menggarap satu lahan berdua dan ketika panen, hasilnya mereka bagi sama rata. Disuatu malam setelah panen, si adik berfikir : "pembagian ini sungguh tidak adil seharusnya kakaku mendapat bagian lebih banyak karena dia hidup dengan istri dan kedua anaknya". Maka dimalam yang sunyi dia diam-diam menggotong satu karung padi miliknya dan meletakkanya dilumbung padi milik kakaknya.

Dirumahnya, sang kakak juga berfikir : "pembagian ini baru adil jika adikku mendapat bagian yang lebih banyak karena dia hidup sendiri, jika terjadi apa-apa dengannya tak ada yang mengurus sedangkan aku ada anak dan istri yang akan merawatku". Sang kakak bergegas mengambil satu karung padi dari lumbungnya dan mengantarkannya dengan diam-diam kelumbung milik sang adik.

Kejadian ini terjadi bertahun-tahun. Dalam benak mereka ada tanda tanya, kenapa lumbung padi mereka seperti tidak berkurang meski telah menguranginya setiap kali panen? Hingga disuatu malam yang sepi setelah panen, mereka berdua bertemu ditengah jalan. Masing-masing mereka menggotong satu karung padi. Tanda tanya dalam benak mereka terjawab sudah, seketika mereka saling memeluk erat, mereka sungguh terharu menyadari betapa mereka saling menyayangi.
.
Jangan Tamak..!
Ada seorang miskin yang slalu berpikir betapa enaknya jika punya uang 10 juta. Suatu hari tanpa sengaja dia menemukan seekor anjing kecil yang lucu. Ketika melihat disekelilingnya tidak ada orang seorangpun lalu dia menggendong anjing kecil itu dan membawa pulang kegubuknya.

Pemilik anjing, orang kaya dikota itu setelah kehilangan anjingnya sangat panik karena anjingnya ada lah ras yang sangat terkenal dan sangat disayanginya. Lalu dia membuat pengumuman via televisi yang ada dikota dan mengatakan bahwa siapa saja yang menemukan anjingnya akan diberi hadiah 20 juta.

Keesokan harinya si miskin melihat pengumuman itu lalu dengan gembira dia pulang dan menggendong anjing itu untuk pergi mengambil hadiahnya. Dalam perjalanan ke stasiun televisi, dia melihat bahwa hadiahnya sudah naik menjadi 30 juta. Dia hampir tidak percaya dan langkah kakinya tiba-tiba berhenti. Setelah berfikir sejenak, dia pulang kegubuknya lalu diikatnya anjing tsb.

Ternyata dugaannya Benar, hadiah bertambah setiap hari dan pada hari ke 7 hadiahnya sudah sangat menggagetkan seluruh penduduk kota, 100 juta.

Saat itulah si miskin lari pulang kegubuknya untuk mengambil anjing itu tetapi diluar dugaannya ternyata anjing kecil itu sudah tidak ada didalam gubuknya, waktu diperiksanya ternyata tali pengikat anjing itu telah putus bekas gigitan. Dia mencari anjing kecil itu disekitar tempat tinggalnya dan tidak berhasil menemukannya.
.
Cara Mengatasi Stres 
Belajar Trading Forex 
Hasilkan Jutaan Rupiah dari rumah!