.
Hadits Qudsi: Allah berkata: "Sungguh aneh kamu wahai anak Adam. Aku ciptakan kamu namun kamu menyembah selain Aku, dan Aku beri kamu rezeki namun kamu bersyukur kepada selain Aku. Aku berikan cinta-Ku melalui nikmat-nikmat itu padahal Aku sama sekali tidak membutuhkanmu, namun kamu melakukan kebencian pada-Ku dgn melakukan kedurhakaan padahal kamu sangat membutuhkan-Ku. Kebaikan-Ku turun padamu, tapi kejahatanmu naik kepada-Ku." (HR.Imam Ahmad)
Yang memberi rezeki itu hanyalah Allah. Seluruh rezeki hamba itu berada disisi-Nya dan Dia telah mengatur semua itu. Jika memang yang memberi rezeki adalah Allah maka mengapa manusia itu harus menjilat dan mengapa harus merendahkan diri dihadapan orang lain hanya karena ingin mendapatkan rezeki dari sesama manusia?
"Dan dilangit terdapat rezekimu dan terdapat pula apa yang dijanjikan kepadamu." (QS.51:22). "Dan tidak ada suatu binatang melatapun dimuka bumi melainkan Allah yang memberi rezekinya." (QS.11:6). "Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya. Dan apa saja yang Allah tahan, maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu." (QS.35:2).
Agar Musibah Terasa Ringan,
1.Menunggu pahala dan ganjaran dari sisi Allah: "Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabar lah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS.39:10)
2.Melihat orang lain yang dapat musibah: Menolehlah kekanan dan kekiri, lihatlah orang-orang lain di sekeliling anda yang tertimpa musibah dan ujian!
3.Musibah yang menimpa Anda itu jauh lebih ringan dibandingkan dengan yang menimpa orang lain.
4.Musibah itu menimpa hal-hal yang berkaitan dengan dunia saja, bukan agama.
5.Melakukan ubudiyah dalam sebuah kepasrahan disaat tertekan, lebih agung dibandingkan dengan yang dilakukan pada saat bahagia.
6.Tidak ada siasat untuk menghindari musibah: Tidak usah berkilah untuk menghindar dari musibah karena berkilah untuk menghindar hanyalah sia-sia.
Jangan Meniru Kepribadian Orang Lain,
"Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan." (QS.2:148)
"Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa dibumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat." (QS.6:165)
"Sungguh, tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing)." (QS.2:60)
Setiap manusia memiliki kelebihan, kemampuan dan bakat masing-masing. Salah satu keagungan Rasulullah adalah kemampuannya untuk menempatkan setiap sahabatnya sesuai dgn kemampuan, bakat dan kesiapan mereka masing-masing. Ali ditempatkan pada posisi kehakiman, Mu'adz dalam masalah keilmuan, Ubay yang menyangkut al-Qur'an, Zaid dalam masalah Faraidh, Khalid ibn Walid dalam persoalan jihad, Hassan dalam masalah syair dan Qais ibn Tsabit dalam orasi.
Larut dalam kepribadian orang lain pada hakikatnya adalah bunuh diri. Salah satu tanda kebesaran Allah adalah perbedaan sifat manusia dan karakter yang mereka miliki, serta perbedaan bahasa dan warna kulit mereka. Abu Bakar dengan kelembutan dan wataknya yang pengasih telah memberikan manfaat bagi umat dan agama. Dan Umar dengan sikapnya yang keras dan keteguhan hatinya telah membangkitkan Islam dan pemeluknya. Artinya, menerima dengan penuh kerelaan pemberian yang ada pada diri Anda, merupakan karunia. Oleh karena itu, kembangkan, tumbuhkan dan dapatkanlah manfaat darinya. "Allah, tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (QS.2:286)
Taklid buta dan terlalu mudah melebur kedalam kepribadian orang lain merupakan penguburan hidup- hidup terhadap bakat yang Allah berikan, pembunuhan terhadap kemauan dan penghancuran sistem terhadap karakter penciptaan manusia itu sendiri.
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman." [QS.3:139]
"Dan masa (sukses dan gagal) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan yang kafir)," [QS.3:140]
"Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia niscaya Kami berikan padanya pahala dunia itu dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." [QS.3:145]
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal; (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah ketika berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi dan berkata: "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksaan neraka." [QS.3:190-191]
Ayat ini mengisyaratkan bahwa dalam beribadah manusia akan merasa jenuh. Oleh karena itu, maka Allah memberikan banyak pilihan bentuk dan cara beribadah kepada para hamba-Nya. Sebagaimana kita ketahui, Allah telah menetapkan pelbagai amalan hati, amalan lisan, amalan badan dan amalan harta. Kita tidak hanya diwajibkan shalat tetapi juga membayar zakat, menjalankan puasa, menunaikan haji dan ikut berjihad. Dalam shalat kita tidak hanya disuruh berdiri saja tetapi juga rukuk, sujud dan duduk.
Ini mengisyaratkan bahwa siapapun yang menginginkan kepuasan, semangat yang selalu baru dan produktif maka dia harus pandai membagi waktunya. Dia perlu membagi waktu kapan harus bekerja, merenung dan mencari hiburan. Dalam membaca pun, Anda perlu variasi; kapan Anda harus membaca al-Qur'an, tafsir, sirah Rasulullah, hadits, fikih, sejarah, sastra dan ilmu pengetahuan umum. Demikian pula dalam menjalankan kegiatan rutin, Anda harus dapat menentukan kapan waktu untuk beribadah, mencari hiburan, mengunjungi relasi, menerima tamu, berolahraga, dan berekreasi. Dengan begitu, niscaya jiwa Anda akan selalu merasa segar dan bergairah.
Cara Mengatasi Stres