.
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, yaitu orang-orang yang kikir dan menyuruh orang lain berbuat kikir dan menyembunyikan karunia Allah yang telah di berikan-Nya kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang- orang kafir [pada nikmat Allah] siksa yang menghinakan." (QS.4:36-37)
Hadits Qudsi: Firman Allah kepada Nabi Musa as: "Hai Musa! Siapa yang
berbuat baik kepada kedua ibu-bapaknya dan dia durhaka kepada-Ku, masih
Aku tuliskan dia sebagai orang yang baik, tapi siapa yang berbuat baik
kepada-Ku dan dia durhaka kepada kedua ibu-bapaknya, Aku tuliskan dia
sebagai orang yang durhaka." (HR.Al-Gazali)
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan jangan kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh rasa sayang dan ucapkanlah : "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mengasihi aku waktu kecil". Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang- orang yang baik maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat." (QS.17:23-25)
"Dan Kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan pada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu." (QS.31:14)
Abdullah bin Mas'ud ra bertanya kepada Rasulullah saw: "Manakah amalan yang lebih dicintai disisi Allah?" Beliau menjawab: "Yaitu shalat menurut waktunya" Saya bertanya pula: "Kemudian apakah?" Beliau menjawab: "Berbakti pada kedua orang tua." Saya bertanya pula: "Kemudian apakah?" Beliau menjawab: "Yaitu berjihad fisabilillah." (Muttafaq 'alaih)
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: "Tidak cukup bakti seorang anak kepada orangtuanya (sebagai balas jasa) kecuali apabila anak itu menemui orangtuanya sebagai seorang hamba sahaya, lalu membelinya kemudian memerdekakannya." (HR.Muslim)
Dari Abu Hurairah ra, Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw lalu berkata: "Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk saya persahabati dengan sebaik-baiknya (yakni siapakah yang lebih utama untuk dihubungi secara sebaik-baiknya) ?" Beliau menjawab: "Ibumu" Dia bertanya lagi: "Lalu siapakah?" Beliau menjawab: "Ibumu" Orang itu sekali lagi bertanya: "Kemudian siapakah?" Beliau menjawab: "Ibumu" Orang itu bertanya pula: "Kemudian siapa lagi?" Beliau menjawab:"Ayahmu" (Muttafaq 'alaih)
Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda: "Melekat pada tanahlah hidungnya, melekat pada tanahlah hidungnya, sekali lagi melekat pada tanahlah hidungnya, orang yang sempat menemui kedua orangtua nya dikala usia tua, baik salah satu atau keduanya tetapi orang tadi tidak dapat masuk syurga - sebab tidak berbakti kepada orangtuanya." (HR.Muslim)
Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim disebutkan: "Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah, lalu memohon izin kepada beliau untuk ikut berjihad, lalu beliau bersabda: "Apakah kedua orangtuamu masih hidup?" Ia menjawab: "Ya." Lalu beliau bersabda: "Kalau begitu, berjihadlah dalam kedua orang tuamu itu - dengan berbuat baik dan memuliakan keduanya."
Dari Asma binti Abu Bakar Shiddiq ra, katanya: "Ibuku datang ketempatku sedang dia adalah seorang musyrik dizaman Rasulullah saw - Yaitu disaat berlangsungnya perjanjian Hudaibiyah antara Nabi saw dan kaum musyrikin. Kemudian saya meminta fatwa pada Rasulullah saw, saya berkata: "Ibuku datang kepadaku dan ia ingin meminta sesuatu, apakah boleh saya hubungi ibuku itu, padahal dia musyrik?" Beliau bersabda: "Ya, hubungilah ibumu." (Muttafaq 'alaih)
Dari Abu Darda ra, bahwa ada seorang lelaki datang kepadanya: "Sesungguhnya saya mempunyai seorang isteri dan sesungguhnya ibuku menyuruh supaya aku menceraikannya." Kemudian Abu Darda berkata: "Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: "Orangtua adalah pintu paling tengah diantara pintu-pintu syurga." Maka jikalau kamu suka, buanglah pintu itu (tidak perlu mengikuti perintahnya atau tidak berbakti padanya) tetapi ini adalah dosa besar atau jagalah pintu itu dengan mengikuti perintah dan berbakti dan ini besar pahalanya." (HR.Tirmidzi)
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, hendaklah dia berbakti pada ibu bapaknya dan hendaklah dia menyambung silaturahmi” (HR.Ahmad) Dari Albara bin Azib ra, Nabi saw bersabda: "Bibi adalah sebagai gantinya ibu." (HR.Tirmidzi)
Diantara bentuk durhaka pada orang tua adalah :
1.Perkataan ataupun perbuatan yang membuat orang tua sedih dan sakit hati.
2.Berkata ’ah’ dan tidak memenuhi panggilan orang tua.
3.Membentak atau menghardik orang tua.
4.Bakhil, tidak mengurus orang tuanya padahal orang tuanya sangat membutuhkan.
5.Bermuka masam dan cemberut dihadapan orang tua, merendahkan orang tua.
6.Menyuruh orang tua, misalnya menyapu, mencuci atau menyiapkan makanan.
7.Menyebut kejelekan orang tua dihadapan orang banyak.
8.Memasukkan kemungkaran kedalam rumah.
9.Mendahulukan taat kepada istri dari pada orang tua.
10.Malu mengakui orang tuanya.
Dari Jabir bin Abdillah ra, Seorang lelaki menghadap Rasulullah saw, dia bertanya: "Wahai Rasulullah, aku mempunyai harta kekayaan dan anak. Sementara ayahku berkeinginan menguasai harta milikku dalam pembelanjaan. Apakah yang demikian ini benar?" Jawab Beliau: “Dirimu dan harta kekayaanmu adalah milik orang tuamu.” (HR.Ibnu Majah).
Kisah Uwais al-Qorni. Asir bin Jabir mengatakan: Jika para gubernur Yaman menemui khalifah Umar Bin Khatthab maka beliau selalu bertanya: Apakah diantara kalian ada yang bernama Uwais bin Amir? Pada suatu hari beliau bertemu dengan Uwais dan bertanya: Apakah engkau Uwais bin Amir? “Betul” Jawabnya. Umar bertanya: Engkau dahulu tinggal di Murrad kemudian tinggal didaerah Qorn? “Betul”. Beliau bertanya: Dulu engkau pernah terkena penyakit belang lalu sembuh, tetapi masih ada belang ditubuhmu sebesar uang dirham? “Betul”. Beliau bertanya: Engkau memiliki seorang ibu? “Betul”.
Khalifah Umar mengatakan: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Uwais bin Amir akan datang bersama rombongan orang dari Yaman, dahulu dia tinggal di Murrad kemudian tinggal didaerah Qorn. Dahulu dia pernah terkena penyakit belang lalu sembuh, akan tetapi masih ada belang ditubuhnya sebesar uang dirham. Dia memiliki seorang ibu dan dia sangat berbakti kepada ibunya. Seandainya dia berdoa kepada Allah, pasti Allah akan mengabulkan doanya. Jika engkau bisa meminta kepadanya agar memohonkan ampun untukmu kepada Allah maka usahakanlah". Maka mohonkan ampun kepada Allah untukku, Uwais al-Qarni lantas berdoa memohonkan ampun untuk Umar Bin Khaththab. Setelah itu Umar bertanya padanya: Engkau hendak pergi kemana? “Kuffah” jawabnya. Dan Beliau bertanya lagi: Maukah aku tuliskan surat untukmu kepada gubernur Kuffah agar melayanimu? Uwais al-Qorni mengatakan: “Berada ditengah-tengah orang banyak sehingga tidak dikenal itu lebih aku sukai.” (HR.Muslim)
Berbuat baik kepada orang tua dapat dilakukan dalam dua kesempatan.
"Dan Kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan pada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu." (QS.31:14)
Abdullah bin Mas'ud ra bertanya kepada Rasulullah saw: "Manakah amalan yang lebih dicintai disisi Allah?" Beliau menjawab: "Yaitu shalat menurut waktunya" Saya bertanya pula: "Kemudian apakah?" Beliau menjawab: "Berbakti pada kedua orang tua." Saya bertanya pula: "Kemudian apakah?" Beliau menjawab: "Yaitu berjihad fisabilillah." (Muttafaq 'alaih)
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: "Tidak cukup bakti seorang anak kepada orangtuanya (sebagai balas jasa) kecuali apabila anak itu menemui orangtuanya sebagai seorang hamba sahaya, lalu membelinya kemudian memerdekakannya." (HR.Muslim)
Dari Abu Hurairah ra, Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw lalu berkata: "Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk saya persahabati dengan sebaik-baiknya (yakni siapakah yang lebih utama untuk dihubungi secara sebaik-baiknya) ?" Beliau menjawab: "Ibumu" Dia bertanya lagi: "Lalu siapakah?" Beliau menjawab: "Ibumu" Orang itu sekali lagi bertanya: "Kemudian siapakah?" Beliau menjawab: "Ibumu" Orang itu bertanya pula: "Kemudian siapa lagi?" Beliau menjawab:"Ayahmu" (Muttafaq 'alaih)
Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda: "Melekat pada tanahlah hidungnya, melekat pada tanahlah hidungnya, sekali lagi melekat pada tanahlah hidungnya, orang yang sempat menemui kedua orangtua nya dikala usia tua, baik salah satu atau keduanya tetapi orang tadi tidak dapat masuk syurga - sebab tidak berbakti kepada orangtuanya." (HR.Muslim)
Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim disebutkan: "Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah, lalu memohon izin kepada beliau untuk ikut berjihad, lalu beliau bersabda: "Apakah kedua orangtuamu masih hidup?" Ia menjawab: "Ya." Lalu beliau bersabda: "Kalau begitu, berjihadlah dalam kedua orang tuamu itu - dengan berbuat baik dan memuliakan keduanya."
Dari Asma binti Abu Bakar Shiddiq ra, katanya: "Ibuku datang ketempatku sedang dia adalah seorang musyrik dizaman Rasulullah saw - Yaitu disaat berlangsungnya perjanjian Hudaibiyah antara Nabi saw dan kaum musyrikin. Kemudian saya meminta fatwa pada Rasulullah saw, saya berkata: "Ibuku datang kepadaku dan ia ingin meminta sesuatu, apakah boleh saya hubungi ibuku itu, padahal dia musyrik?" Beliau bersabda: "Ya, hubungilah ibumu." (Muttafaq 'alaih)
Dari Abu Darda ra, bahwa ada seorang lelaki datang kepadanya: "Sesungguhnya saya mempunyai seorang isteri dan sesungguhnya ibuku menyuruh supaya aku menceraikannya." Kemudian Abu Darda berkata: "Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: "Orangtua adalah pintu paling tengah diantara pintu-pintu syurga." Maka jikalau kamu suka, buanglah pintu itu (tidak perlu mengikuti perintahnya atau tidak berbakti padanya) tetapi ini adalah dosa besar atau jagalah pintu itu dengan mengikuti perintah dan berbakti dan ini besar pahalanya." (HR.Tirmidzi)
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, hendaklah dia berbakti pada ibu bapaknya dan hendaklah dia menyambung silaturahmi” (HR.Ahmad) Dari Albara bin Azib ra, Nabi saw bersabda: "Bibi adalah sebagai gantinya ibu." (HR.Tirmidzi)
Diantara bentuk durhaka pada orang tua adalah :
1.Perkataan ataupun perbuatan yang membuat orang tua sedih dan sakit hati.
2.Berkata ’ah’ dan tidak memenuhi panggilan orang tua.
3.Membentak atau menghardik orang tua.
4.Bakhil, tidak mengurus orang tuanya padahal orang tuanya sangat membutuhkan.
5.Bermuka masam dan cemberut dihadapan orang tua, merendahkan orang tua.
6.Menyuruh orang tua, misalnya menyapu, mencuci atau menyiapkan makanan.
7.Menyebut kejelekan orang tua dihadapan orang banyak.
8.Memasukkan kemungkaran kedalam rumah.
9.Mendahulukan taat kepada istri dari pada orang tua.
10.Malu mengakui orang tuanya.
Dari Jabir bin Abdillah ra, Seorang lelaki menghadap Rasulullah saw, dia bertanya: "Wahai Rasulullah, aku mempunyai harta kekayaan dan anak. Sementara ayahku berkeinginan menguasai harta milikku dalam pembelanjaan. Apakah yang demikian ini benar?" Jawab Beliau: “Dirimu dan harta kekayaanmu adalah milik orang tuamu.” (HR.Ibnu Majah).
Kisah Uwais al-Qorni. Asir bin Jabir mengatakan: Jika para gubernur Yaman menemui khalifah Umar Bin Khatthab maka beliau selalu bertanya: Apakah diantara kalian ada yang bernama Uwais bin Amir? Pada suatu hari beliau bertemu dengan Uwais dan bertanya: Apakah engkau Uwais bin Amir? “Betul” Jawabnya. Umar bertanya: Engkau dahulu tinggal di Murrad kemudian tinggal didaerah Qorn? “Betul”. Beliau bertanya: Dulu engkau pernah terkena penyakit belang lalu sembuh, tetapi masih ada belang ditubuhmu sebesar uang dirham? “Betul”. Beliau bertanya: Engkau memiliki seorang ibu? “Betul”.
Khalifah Umar mengatakan: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Uwais bin Amir akan datang bersama rombongan orang dari Yaman, dahulu dia tinggal di Murrad kemudian tinggal didaerah Qorn. Dahulu dia pernah terkena penyakit belang lalu sembuh, akan tetapi masih ada belang ditubuhnya sebesar uang dirham. Dia memiliki seorang ibu dan dia sangat berbakti kepada ibunya. Seandainya dia berdoa kepada Allah, pasti Allah akan mengabulkan doanya. Jika engkau bisa meminta kepadanya agar memohonkan ampun untukmu kepada Allah maka usahakanlah". Maka mohonkan ampun kepada Allah untukku, Uwais al-Qarni lantas berdoa memohonkan ampun untuk Umar Bin Khaththab. Setelah itu Umar bertanya padanya: Engkau hendak pergi kemana? “Kuffah” jawabnya. Dan Beliau bertanya lagi: Maukah aku tuliskan surat untukmu kepada gubernur Kuffah agar melayanimu? Uwais al-Qorni mengatakan: “Berada ditengah-tengah orang banyak sehingga tidak dikenal itu lebih aku sukai.” (HR.Muslim)
Berbuat baik kepada orang tua dapat dilakukan dalam dua kesempatan.
Saat orang tua masih hidup:
• Mentaati selama bukan maksiat.
• Mentaati selama bukan maksiat.
Sabda Rasulullah: “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam rangka maksiat kepada Allah”.
• Bersikap rendah hati dan berbicara lemah lembut (QS.17:23)
• Memohonkan ampunan baginya kepada Allah (QS.17:24)
• Membantu dengan harta
• Meminta restunya terlebih dahulu atas perbuatan penting yang akan dilakukan. Sabda Rasulullah: “Ridho Allah ada dalam Ridho orang tua, Murka Allah juga ada dalam Murkanya orang tua”.
Saat orang tua telah wafat:
• Mengurus jenazahnya, memandikan, mengkafani, menshalatkan dan menguburkannya.
• Senantiasa berdo’a untuk memohonkan ampun atas segala dosanya.
• Memenuhi segala janjinya semasa hidup yang belum terlaksana seperti: wasiat, hutang piutang dll.
• Menghormati teman dan sahabat orang tua semasa keduanya masih hidup.
Seorang lelaki Anshar mendatangi Rasulullah lalu bertanya: Apakah yang tinggal bagiku untuk dapat berbuat kebaikan terhadap Ibu-Bapakku setelah mereka meninggal ya Rasulullah? Beliau menjawab: Ada 4 macam yang dapat anda lakukan: menshalatkannya, memohonkan ampun segala dosanya, memenuhi janjinya dan juga menghormati teman dan sahabatnya. (HR. Muslim)
Jangan Durhaka!
Durhaka kepada orang tua termasuk dosa besar. Bentuknya bisa berupa tidak mematuhi perintah, mengabaikan, menyakiti, meremehkan, memandang dengan marah, mengucapkan kata-kata yang menyakiti perasaan, seperti disinggung dalam Al-Qur’an: “sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (QS.17:23).
Rasulullah bersabda: ”Barangsiapa membuat hati orang tua sedih, berarti dia telah durhaka padanya.” (HR.Bukhari). Rasulullah bersabda: “Termasuk perbuatan durhaka seseorang yang membelalakkan matanya karena marah.” (HR.Thabrani).
Rasulullah berpesan: “Seorang muslim yang mempunyai kedua orang tua yang muslim, kemudian ia senantiasa berlaku baik kepadanya maka Allah berkenan membukakan dua pintu surga baginya. Kalau ia memiliki satu orang tua saja maka ia akan mendapatkan satu pintu surga terbuka. Dan kalau ia membuat kemurkaan kedua orang tua maka Allah tidak ridha kepada-Nya.” Ada seorang bertanya, “Walaupun keduanya berlaku zhalim kepadanya?” Jawab Rasulullah saw, “Ya, sekalipun keduanya menzhaliminya.” (HR Bukhari)
Berhubungan dgn orang tua memang harus hati-hati. Jangan sampai hanya karena emosi, kelalaian, ketidaksabaran dan rasa ego kita yang besar, kita terjerumus kedalam uququl walidain yang berarti kemurkaan Allah. Na’udzubillah. Selagi masih ada waktu dan kesempatan, tunjukkanlah cinta, sayang, hormat dan bakti kita kepada keduanya hanya untuk satu tujuan: meraih cinta, ampunan, pahala, dan ridha-Nya.
.
Cara Mengatasi Stres
Keampuhan Shalawat
Hasilkan Jutaan Rupiah dari rumah!
.
• Bersikap rendah hati dan berbicara lemah lembut (QS.17:23)
• Memohonkan ampunan baginya kepada Allah (QS.17:24)
• Membantu dengan harta
• Meminta restunya terlebih dahulu atas perbuatan penting yang akan dilakukan. Sabda Rasulullah: “Ridho Allah ada dalam Ridho orang tua, Murka Allah juga ada dalam Murkanya orang tua”.
Saat orang tua telah wafat:
• Mengurus jenazahnya, memandikan, mengkafani, menshalatkan dan menguburkannya.
• Senantiasa berdo’a untuk memohonkan ampun atas segala dosanya.
• Memenuhi segala janjinya semasa hidup yang belum terlaksana seperti: wasiat, hutang piutang dll.
• Menghormati teman dan sahabat orang tua semasa keduanya masih hidup.
Seorang lelaki Anshar mendatangi Rasulullah lalu bertanya: Apakah yang tinggal bagiku untuk dapat berbuat kebaikan terhadap Ibu-Bapakku setelah mereka meninggal ya Rasulullah? Beliau menjawab: Ada 4 macam yang dapat anda lakukan: menshalatkannya, memohonkan ampun segala dosanya, memenuhi janjinya dan juga menghormati teman dan sahabatnya. (HR. Muslim)
Jangan Durhaka!
Durhaka kepada orang tua termasuk dosa besar. Bentuknya bisa berupa tidak mematuhi perintah, mengabaikan, menyakiti, meremehkan, memandang dengan marah, mengucapkan kata-kata yang menyakiti perasaan, seperti disinggung dalam Al-Qur’an: “sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (QS.17:23).
Rasulullah bersabda: ”Barangsiapa membuat hati orang tua sedih, berarti dia telah durhaka padanya.” (HR.Bukhari). Rasulullah bersabda: “Termasuk perbuatan durhaka seseorang yang membelalakkan matanya karena marah.” (HR.Thabrani).
Rasulullah berpesan: “Seorang muslim yang mempunyai kedua orang tua yang muslim, kemudian ia senantiasa berlaku baik kepadanya maka Allah berkenan membukakan dua pintu surga baginya. Kalau ia memiliki satu orang tua saja maka ia akan mendapatkan satu pintu surga terbuka. Dan kalau ia membuat kemurkaan kedua orang tua maka Allah tidak ridha kepada-Nya.” Ada seorang bertanya, “Walaupun keduanya berlaku zhalim kepadanya?” Jawab Rasulullah saw, “Ya, sekalipun keduanya menzhaliminya.” (HR Bukhari)
Berhubungan dgn orang tua memang harus hati-hati. Jangan sampai hanya karena emosi, kelalaian, ketidaksabaran dan rasa ego kita yang besar, kita terjerumus kedalam uququl walidain yang berarti kemurkaan Allah. Na’udzubillah. Selagi masih ada waktu dan kesempatan, tunjukkanlah cinta, sayang, hormat dan bakti kita kepada keduanya hanya untuk satu tujuan: meraih cinta, ampunan, pahala, dan ridha-Nya.
.
Cara Mengatasi Stres
Keampuhan Shalawat
Hasilkan Jutaan Rupiah dari rumah!
.