.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: "Orang miskin itu bukannya orang yang berkeliling mendatangi orang banyak (dari rumah kerumah) lalu ditolak ketika dia meminta sebiji atau dua biji kurma atau ketika meminta sesuap atau dua suap makanan tetapi orang miskin ialah orang yang tidak mempunyai kekayaan untuk mencukupi keperluannya, tidak pula diketahui kemiskinannya sebab andaikata diketahui tentulah dia akan diberi sedekah bahkan dia tidak suka berdiri lalu meminta-minta sesuatu kepada orang-orang" (Muttafaq 'alaih)
Rasulullah saw bersabda: "Sungguh berbahagialah orang yang masuk Agama Islam dan diberi rezeki secukupnya serta dikurniai sifat Qana'ah oleh Allah dengan apa-apa yang di rezekikan kepadanya itu" (HR.Muslim). Qana'ah: Puas dengan apa yang ada. Bukan hidup bermalas-malasan tetapi selalu giat bekerja dan berusaha namun apabila hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, dia tetap ikhlas menerima hasil tsb dengan rasa syukur pada Allah SWT. Sikap yang demikian itu akan mendatangkan rasa tentram dlm hidup dan menjauhkan diri dari sifat serakah. Sabda Rasulullah saw: "Yang disebut kaya itu bukan karena banyaknya harta tapi yang disebut kaya ialah kayanya jiwa" (Muttafaq'alaih)
"Dan tidak ada suatu binatang melatapun dibumi melainkan Allah-lah yang memberinya rezeki dan Dia mengetahui tempat tinggal binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)" (QS.11: 6)
"Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui" (QS.2:261)
Hakim bin Hizam ra berkata: "Saya meminta kepada Rasulullah saw lalu beliau memberikan sesuatu kepadaku, saya meminta lagi pada beliau kemudian beliau pun memberikan pula sesuatu kepadaku, selanjutnya beliau bersabda: "Hai Hakim sesungguhnya harta ini adalah sebagai benda yang kehijau-hijauan, yakni enak dirasakan dan nyaman dipandang juga manis. Barangsiapa yang mengambilnya dengan kedermawanan jiwa dari orang yang memberikannya dan memintanya dengan tidak memaksa, tentulah harta itu memperoleh berkah Tuhan tapi barangsiapa yang mengambilnya dengan jiwa penuh ketamakan maka tidak memperoleh berkah Tuhan dalam harta tadi. Ia adalah seperti seseorang yang makan, namun tidak kenyang-kenyang. Tangan yang bagian atas (memberi) lebih mulia daripada yang bagian bawah". Hakim lalu berkata: "Ya Rasulullah, demi Zat yang mengutus Tuan dengan membawa kebenaran, saya tidak akan suka lagi menerima sesuatu dari seorangpun sepeninggal Tuan nanti, sehingga saya akan berpisah dengan dunia" (Muttafaq'alaih)
Dari Hakim bin Hizam ra, Rasulullah saw bersabda : "Tangan yang bagian atas lebih mulia daripada tangan yang bagian bawah. Dan dahulukanlah dalam pemberian itu kepada orang-orang yang menjadi tanggunganmu yakni yang wajib dinafkahi. Sebaik-baik sedekah ialah yang diberikan diluar keperluan, yakni keadaan diri sendiri dan keluarga sudah dicukupi. Barangsiapa yang enggan minta-minta maka Allah akan memberikan kecukupan padanya dan barangsiapa tidak memerlukan pemberian manusia maka Allah akan memberikan kekayaan padanya" (HR.Bukhari)
Rasulullah bersabda: "Tidak henti-hentinya permintaan itu menghinggapi seseorang diantara engkau semua, yakni orang yang mempunyai tabiat suka meminta-minta itu tidak akan berhenti sehingga dia menemui Allah Ta'ala pada hari kiamat nanti, sedangkan diwajahnya tidak terdapat sepotong daging pun, jadi dalam keadaan sangat hina-dina." (Muttafaq 'alaih)
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang minta-minta kepada orang-orang dengan maksud agar menjadi banyak apa yang dimilikinya maka sebenarnya orang itu meminta bara api. Karena itu hendaklah ia memilih mempersedikit atau memperbanyak siksanya" (HR.Muslim)
"Dan tidak ada suatu binatang melatapun dibumi melainkan Allah-lah yang memberinya rezeki dan Dia mengetahui tempat tinggal binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)" (QS.11: 6)
"Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui" (QS.2:261)
Hakim bin Hizam ra berkata: "Saya meminta kepada Rasulullah saw lalu beliau memberikan sesuatu kepadaku, saya meminta lagi pada beliau kemudian beliau pun memberikan pula sesuatu kepadaku, selanjutnya beliau bersabda: "Hai Hakim sesungguhnya harta ini adalah sebagai benda yang kehijau-hijauan, yakni enak dirasakan dan nyaman dipandang juga manis. Barangsiapa yang mengambilnya dengan kedermawanan jiwa dari orang yang memberikannya dan memintanya dengan tidak memaksa, tentulah harta itu memperoleh berkah Tuhan tapi barangsiapa yang mengambilnya dengan jiwa penuh ketamakan maka tidak memperoleh berkah Tuhan dalam harta tadi. Ia adalah seperti seseorang yang makan, namun tidak kenyang-kenyang. Tangan yang bagian atas (memberi) lebih mulia daripada yang bagian bawah". Hakim lalu berkata: "Ya Rasulullah, demi Zat yang mengutus Tuan dengan membawa kebenaran, saya tidak akan suka lagi menerima sesuatu dari seorangpun sepeninggal Tuan nanti, sehingga saya akan berpisah dengan dunia" (Muttafaq'alaih)
Dari Hakim bin Hizam ra, Rasulullah saw bersabda : "Tangan yang bagian atas lebih mulia daripada tangan yang bagian bawah. Dan dahulukanlah dalam pemberian itu kepada orang-orang yang menjadi tanggunganmu yakni yang wajib dinafkahi. Sebaik-baik sedekah ialah yang diberikan diluar keperluan, yakni keadaan diri sendiri dan keluarga sudah dicukupi. Barangsiapa yang enggan minta-minta maka Allah akan memberikan kecukupan padanya dan barangsiapa tidak memerlukan pemberian manusia maka Allah akan memberikan kekayaan padanya" (HR.Bukhari)
Rasulullah bersabda: "Tidak henti-hentinya permintaan itu menghinggapi seseorang diantara engkau semua, yakni orang yang mempunyai tabiat suka meminta-minta itu tidak akan berhenti sehingga dia menemui Allah Ta'ala pada hari kiamat nanti, sedangkan diwajahnya tidak terdapat sepotong daging pun, jadi dalam keadaan sangat hina-dina." (Muttafaq 'alaih)
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang minta-minta kepada orang-orang dengan maksud agar menjadi banyak apa yang dimilikinya maka sebenarnya orang itu meminta bara api. Karena itu hendaklah ia memilih mempersedikit atau memperbanyak siksanya" (HR.Muslim)
Sabda Rasulullah saw: "Sesungguhnya permintaan itu, suatu cakaran yang seseorang mencakarkan sendiri kemukanya kecuali jika seseorang itu meminta kepada penguasa negara atau meminta untuk suatu keperluan yang tidak boleh tidak dia harus melakukannya." (HR.Tirmidzi)
Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang dihinggapi oleh kemelaratan lalu dikeluhkannya kepada manusia maka tidak akan tertutup kemelaratannya. Tetapi barangsiapa mengeluhkannya kepada Allah maka bersegeralah Allah memberinya rezeki yang cepat diberikannya atau rezeki yang dilambatkan memberikannya." (HR.Abu Dawud dan Tirmidzi)
Dari Tsauban ra, Rasulullah saw bersabda: "Siapakah yang memberikan jaminan kepada saya bahwa dia tidak akan meminta apapun dari manusia dan saya memberikan jaminan kepadanya untuk masuk syurga?" Saya berkata: "Saya". Maka Tsauban sejak saat itu tidak pernah meminta sesuatu apa pun kepada siapa saja. (HR.Abu Dawud).
Qabishah bin al-Mukhariq ra berkata: "Saya mempunyai beban hutang harta, lalu saya datang pada Rasulullah saw untuk meminta sesuatu kepadanya guna melunasi hutang itu. Rasulullah bersabda: "Berdiamlah disini dulu sampai ada harta zakat yang datang kepada kita maka dengan harta itu saya akan menyuruh berikan padamu."
Dari Tsauban ra, Rasulullah saw bersabda: "Siapakah yang memberikan jaminan kepada saya bahwa dia tidak akan meminta apapun dari manusia dan saya memberikan jaminan kepadanya untuk masuk syurga?" Saya berkata: "Saya". Maka Tsauban sejak saat itu tidak pernah meminta sesuatu apa pun kepada siapa saja. (HR.Abu Dawud).
Qabishah bin al-Mukhariq ra berkata: "Saya mempunyai beban hutang harta, lalu saya datang pada Rasulullah saw untuk meminta sesuatu kepadanya guna melunasi hutang itu. Rasulullah bersabda: "Berdiamlah disini dulu sampai ada harta zakat yang datang kepada kita maka dengan harta itu saya akan menyuruh berikan padamu."
Dan Beliau bersabda: "Hai Qabishah, sesungguhnya permintaan itu tidak boleh dilakukan kecuali untuk salah satu dari tiga macam orang ini:
Seseorang yang mempunyai beban hutang harta, maka boleh dia meminta sehingga memperoleh sejumlah harta yang diperlukan, kemudian menahan diri.
Seseorang yang mendapatkan suatu bencana sehingga menyebabkan kemusnahan hartanya lalu menjadi miskin, maka boleh dia meminta sehingga dia memperoleh sesuatu untuk menutupi keperluan hidupnya.
Seseorang yang dihinggapi oleh kemelaratan sehingga ada tiga orang dari golongan orang-orang yang berakal dikalangan kaumnya mengatakan: "Benar si Fulan itu telah dihinggapi oleh kemelaratan" maka orang semacam itu boleh meminta sehingga dia memperoleh sesuatu untuk menutupi keperluan hidupnya.
Selain tiga macam orang tersebut diatas maka permintaan itu, hai Qabishah adalah merupakan suatu perbuatan dosa yang dimakan oleh orang yang memintanya dengan memperoleh dosa." (HR.Muslim)
Dari Usamah bin Zaid ra, Rasulullah saw bersabda : Aku berdiri didepan pintu surga, tiba-tiba aku melihat mayoritas yang memasukinya adalah orang-orang miskin dan aku juga melihat para penguasa didunia dalam keadaan tertahan kecuali penghuni neraka yang telah diperintahkan kepada mereka untuk memasuki neraka. Aku juga berdiri didepan pintu neraka, ternyata mayoritas yang memasukinya adalah dari kaum wanita (HR.Muslim)
Dari Usamah bin Zaid ra, Rasulullah saw bersabda : Aku berdiri didepan pintu surga, tiba-tiba aku melihat mayoritas yang memasukinya adalah orang-orang miskin dan aku juga melihat para penguasa didunia dalam keadaan tertahan kecuali penghuni neraka yang telah diperintahkan kepada mereka untuk memasuki neraka. Aku juga berdiri didepan pintu neraka, ternyata mayoritas yang memasukinya adalah dari kaum wanita (HR.Muslim)
Doa Nabi Ayyub as: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara semua penyayang.” [QS.21:83]
“Ya Allah! Cukupkanlah aku dengan rezeki-Mu yang halal sehingga aku terhindar dari yang haram. Dan kayakanlah aku dengan nikmat-Mu sehingga aku tidak meminta-minta kepada selain-Mu.” [HR.Tirmidzi]