Saturday, June 02, 2018

Kewajiban Bersyukur

.
Mari Bersyukur karena Nikmat Allah Ta'ala tidak akan pernah putus.
*Kita SAKIT, mungkin Allah ingin mengampuni semua dosa Kita.
*Kita SEHAT, mungkin Allah ingin Kita selalu beribadah.
*Kita MISKIN, mungkin Allah ingin melihat usaha dan ikhtiar Kita.
*Kita KAYA, mungkin Allah ingin melihat Kita selalu membantu sesama.
*Kita SUSAH, mungkin Allah ingin Kita jadi orang yang selalu sabar.
*Kita SENANG, mungkin Allah ingin Kita selalu mengucapkan Alhamdulillah
*Kita MASIH SENDIRI, mungkin Allah ingin melihat Kita banyak silaturahmi dan bersedekah.

Selalu ada HIKMAH disetiap Tahapan kehidupan kita, Bersyukurlah selalu dalam setiap kesempatan. Mungkin apa yang tampak sebagai MUSIBAH adalah NIKMAT Allah yang belum kita pahami.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda, "Lihatlah kepada orang-orang yang lebih rendah daripada kalian dan janganlah kalian melihat kepada orang-orang yang berada diatas kalian karena yg demikian itu lebih patut bagi kalian, supaya kalian tak meremehkan nikmat Allâh yang telah dianugerahkan pada kalian.” (HR.Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Hadits ini anjuran untuk bersyukur kepada Allâh Swt dgn mengakui nikmat-nikmat-Nya, membicarakan nya, mentaati Allâh Swt dan melakukan semua yang dapat membantu kita utk bersyukur kepada-Nya. Rasa Syukur kepada Allâh Swt
merupakan inti ibadah, pokok kebaikan dan hal yang paling wajib atas manusia. Karena tidak ada pada diri seorang manusia dari nikmat yang tampak maupun tersembunyi, yang khusus maupun umum, melainkan berasal dari Allâh Swt.

Allâh Swt berfirman: "Dan segala nikmat yang ada padamu datangnya dari Allâh, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nya sajalah kamu meminta pertolongan.” (QS.16:53)
"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku." (QS.2:152)
 
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan Barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (QS.31:12)

"Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan." (QS.31:22)

"Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan janganlah penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam mentaati Allah." (QS.31:33)

“Dan ingatlah, tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS.14:7)
 
Dan Dia telah memberikan kepadamu keperluanmu dan segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidak bisa kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari nikmat Allah. (QS.14:34)

Nabi melarang Mencela Makanan
1.Dari Abu Hurairah ra, "Rasulullah saw itu tidak pernah sama sekali mencela sesuatu makanan. Jika beliau saw ingin pada makanan itu beliau pun memakannya dan jika tidak menyukainya maka beliau tinggalkan tanpa mengucapkan celaan padanya" (Muttafaq'alaih)

2.Dari Jabir ra, bahwa
Rasulullah saw meminta lauk pauk kepada keluarganya, lalu mereka berkata: "Tidak ada yang kita punyai selain cuka. Beliau saw lalu memintanya dan mulailah beliau makan serta bersabda: "Sebaik-baik lauk pauk ialah cuka, sebaik-baik lauk pauk ialah cuka." (HR.Muslim)

3.Dari Anas ra, katanya: "Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya Allah itu niscayalah ridha kepada seseorang hamba yang makan makanan lalu ia memuji kepada Allah atas makanan itu serta ia minum minuman lalu memuji kepada Allah atas minuman itu." (HR.Muslim)

Nabi melarang Mencela Orang
1.Nabi saw bersabda: Jika ada seseorang yang mencaci-maki padamu atau mencela dirimu dengan sesuatu yang ia tahu bahwa cela tadi memang ada dalam dirimu, maka janganlah engkau membalas mencelanya dengan sesuatu yang engkau tahu bahwa cela itu memang ada didalam dirinya, sebab hanya tanggungan dosa perbuatan itu adalah pada diri orang yang mencela saja." (HR.Abu Daud dan Tirmidzi)

2.Ubadah bin as-Shamit ra berkata bahwa: "Rasulullah saw membai'at kepada kita semua untuk tetap mendengar, patuh serta taat, baik dalam keadaan sukar ataupun mudah, juga dalam keadaan lapang dan payah tertekan, juga agar kita semua lebih mengutamakan kepentingan orang lain daripada diri sendiri. Selain itu pula supaya kita semua tidak mencabut sesuatu perkara (jabatan) dari orang yang memegangnya, kecuali jika engkau semua melihat orang itu masuk dalam kekafiran yang nyata, yang bagimu ada bukti dari Allah dalam perkara kekafirannya tadi. Dibai'at pula agar kita semua berkata dengan benar dimana saja kita berada, tidak perlu takut akan celaan dari orang yang suka mencela (untuk mengatakan kebenaran itu)." (Muttafaq'alaih)

3.Sabda Rasulullah saw: "Awaslah daripada mengumpat karena mengumpat lebih berdosa daripada zina. Sesungguhnya orang yang melakukan zina, bila dia bertaubat, Allah akan menerima taubatnya. Dan sesungguhnya orang yang mengumpat tidak akan diampunkan dosanya sebelum diampuni oleh orang yang diumpat" (HR.Ibnu Abib Dunya dan Ibnu Hibbad)

4.Allah Ta'ala berfirman: "Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya, sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan kedalam Huthamah (Neraka)." (QS.104:1-4)

Cara Mengatasi Stres
Keampuhan Shalawat 

Hasilkan Jutaan Rupiah dari rumah! 
.