.
Setiap orang pasti mendambakan menjadi yang terbaik. Sebagai seorang muslim maka orientasi hidup untuk menjadi orang yang terbaik bukanlah dinilai dari ukuran manusia semata, tetapi karena ridha Allah Ta’ala. Tidak menyakiti orang lain, baik menyakiti fisik, harta maupun kehormatannya. Tidak menyakiti orang lain dengan lisan, seperti menggunjing, mengadu-domba, memperolok-olokkan, menuduh dengan tuduhan dusta, kesaksian palsu dll. Tidak menyakiti orang lain dengan perbuatan, seperti menipu, khianat, merampas, mencuri, memukul, membunuh, memperkosa, korupsi, memakan harta anak yatim, menahan hak orang lain.
Rasulullah saw bersabda, "Seorang Muslim adalah orang yang kaum Muslimin lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya." (HR Bukhari). "Janganlah engkau menganggap remeh perbuatan baik sedikit pun, meskipun engkau berjumpa saudaramu dengan wajah berseri-seri." (HR Muslim).
Inilah cara mudah menjadi orang terbaik dalam konsep Islam.
1.Tidak ingkar melunasi hutang
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam membayar hutang.” (HR.Bukhari). Dari Tsauban ra, Rasulullah saw bersabda : “Barangsiapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga hal: sombong, ghulul (khianat, korupsi) dan hutang maka dia akan masuk surga." (HR.Ibnu Majah).
Dari Buraidah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang kami tugaskan dengan suatu pekerjaan, lalu kami tetapkan imbalan (gaji) untuknya, maka apa yang dia ambil diluar itu adalah harta ghulul (korupsi).” [HR.Abu Dawud]
Inilah cara mudah menjadi orang terbaik dalam konsep Islam.
1.Tidak ingkar melunasi hutang
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam membayar hutang.” (HR.Bukhari). Dari Tsauban ra, Rasulullah saw bersabda : “Barangsiapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga hal: sombong, ghulul (khianat, korupsi) dan hutang maka dia akan masuk surga." (HR.Ibnu Majah).
Dari Buraidah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang kami tugaskan dengan suatu pekerjaan, lalu kami tetapkan imbalan (gaji) untuknya, maka apa yang dia ambil diluar itu adalah harta ghulul (korupsi).” [HR.Abu Dawud]
Dari Ibnu Umar ra, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya karena di akhirat tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR.Ibnu Majah).
Dari Abdullah bin Ja’far, Rasulullah saw bersabda, “Allah akan bersama orang yang berhutang (yang ingin melunasi hutangnya) sampai dia melunasi hutangnya tersebut selama hutang tersebut bukanlah sesuatu yang dilarang oleh Allah.” (HR.Ibnu Majah).
2.Belajar Al-Quran dan mengajarkannya
Dari Ustman bin Affan ra, Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya.” (HR.Bukhari)
Dari Abdullah bin Ja’far, Rasulullah saw bersabda, “Allah akan bersama orang yang berhutang (yang ingin melunasi hutangnya) sampai dia melunasi hutangnya tersebut selama hutang tersebut bukanlah sesuatu yang dilarang oleh Allah.” (HR.Ibnu Majah).
2.Belajar Al-Quran dan mengajarkannya
Dari Ustman bin Affan ra, Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya.” (HR.Bukhari)
Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, Allah akan memakaikan kepada kedua orang tuanya dihari kiamat suatu mahkota yang sinarnya lebih bagus dari pada sinar matahari dirumah-rumah didunia. Maka bagaimana tanggapanmu terhadap orang yang mengamalkan ini ?” (HR.Abu Dawud)
Rasulullah saw bersabda: “Tidak boleh iri hati, kecuali kepada dua orang ini: yaitu seorang lelaki yang diberi Allah swt pengetahuan tentang Al Quran dan diamalkannya sepanjang malam dan siang; dan seorang lelaki yang dianugerahi Allah swt harta, kemudian dia menafkahkannya sepanjang malam dan siang.” (HR.Bukhari dan Muslim)
3.Yang paling diharapkan kebaikannya dan paling jauh keburukannya
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw berdiri dihadapan beberapa orang, lalu bersabda : “Maukah kalian aku beritahukan sebaik-baik dan seburuk-buruk orang dari kalian?” Mereka terdiam dan Nabi bertanya seperti itu tiga kali, lalu seseorang berkata : “Iya, kami mau wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada kami sebaik-baik dan seburuk-buruk kami,” Beliau bersabda: “Sebaik-sebaik kalian adalah orang yang diharapkan kebaikannya, sedangkan keburukannya terjaga” (HR.Tirmidzi)
4.Menjadi suami yang paling baik terhadap keluarganya
Dari Aisyah ra, Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah suami yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR.Tirmidzi)
5.Yang paling baik akhlaqnya dan menuntut ilmu
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baik kalian islamnya adalah yang paling baik akhlaqnya, jika mereka menuntut ilmu.” (HR.Ahmad)
6.Yang memberikan makanan
Dari Hamzah bin Shuhaib dari bapaknya, Rasulullah saw bersabda : “Sebaik-baik kalian adalah yang memberikan makanan.” (HR.Ahmad). Sabda Rasulullah saw: "Beribadahlah kalian kepada Ar Rahman, berilah makanan dan tebarkan salam, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat."(HR.Tirmidzi)
"Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah. Kami tidak mengharapkan balasan dari kamu dan tidak pula ucapan terima kasih." (QS.76:9)
7.Yang panjang umur dan baik perbuatannya
Dari Abdullah bin Busr ra, seorang Arab Badui berkata kepada Rasulullah saw: “Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?” Beliau menjawab: “Siapa yang paling panjang umurnya dan baik amalannya.” (HR.Tirmidzi)
8.Yang paling bermanfaat bagi manusia
Dari Jabir ra, Rasulullah saw bersabda: "Orang beriman itu bersikap ramah dan tak ada kebaikan bagi seseorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR.Thabrani, Ad-Daruqutni).
Setiap perbuatan akan kembali kepada orang yang berbuat. Bila kita memberikan manfaat kepada orang lain, maka manfaatnya akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri dan juga sebaliknya. Allah Ta'ala berfirman: “Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri” (QS.17:7)
Manusia bisa memberi manfaat kepada orang lain dengan ilmu yang dimilikinya. Baik itu ilmu agama maupun ilmu umum. Seseorang yang memiliki ilmu agama kemudian diajarkannya kepada orang lain dan memberi manfaat bagi orang tersebut dengan datangnya hidayah kepada-Nya, maka ini adalah keberuntungan yang sangat besar, lebih besar dari unta merah yang menjadi simbol kekayaan orang Arab. “Jika seseorang meninggal maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal; shadaqah jariyah, ilmu yang manfaat dan anak shalih yang mendoakan orang tuanya” (HR. Muslim)
Manusia bisa memberi manfaat kepada orang lain dengan kekayaan yang dimilikinya. Secara umum mengeluarkan harta dijalan Allah itu disebut infaq. Infaq yang wajib adalah zakat. Dan yang sunnah biasa disebut shadaqah. Memberi manfaat juga bisa dengan pemberian hadiah kepada orang lain. Yang nilai manfaatnya paling besar adalah pemberian kepada orang yang paling membutuhkannya.
Manusia bisa memberi manfaat pada orang lain dengan tenaga yang dimilikinya. Jika ada perbaikan jalan kampung, kita bisa memberi manfaat dengan ikut bergotong royong. Ketika ada pembangunan masjid kita bisa membantu dengan tenaga kita. Disaat tetangga mengalami kesulitan sementara kita memiliki keahlian dalam hal itu, kita bisa membantunya dan memberi manfaat dengan keahlian kita.
Sikap yang baik kepada sesama juga termasuk manfaat. Baik manfaat itu terasa langsung atau tidak langsung. Rasulullah saw memasukkan senyum ramah kepada orang lain sebagai shadaqah karena mengandung unsur kemanfaatan. Dengan senyum dan sikap baik, kita telah mendukung terciptanya lingkungan yang baik dan kondusif.
Semakin banyak seseorang memberi manfaat pada orang lain, makin tinggi tingkat kemanfaatannya. Agar kita benar-benar mendapatkan manfaat, kita harus ikhlas karena ikhlas adalah salah satu kunci diterimanya amalan kita. Semakin tinggi kemanfaatan seseorang kepada orang lain, maka semakin tinggi posisinya sebagai manusia terbaik.
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang memudahkan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan dunia, Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan niscaya Allah akan memudahkan baginya didunia dan akhirat” (HR.Muslim).
7.Yang panjang umur dan baik perbuatannya
Dari Abdullah bin Busr ra, seorang Arab Badui berkata kepada Rasulullah saw: “Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?” Beliau menjawab: “Siapa yang paling panjang umurnya dan baik amalannya.” (HR.Tirmidzi)
8.Yang paling bermanfaat bagi manusia
Dari Jabir ra, Rasulullah saw bersabda: "Orang beriman itu bersikap ramah dan tak ada kebaikan bagi seseorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR.Thabrani, Ad-Daruqutni).
Setiap perbuatan akan kembali kepada orang yang berbuat. Bila kita memberikan manfaat kepada orang lain, maka manfaatnya akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri dan juga sebaliknya. Allah Ta'ala berfirman: “Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri” (QS.17:7)
Manusia bisa memberi manfaat kepada orang lain dengan ilmu yang dimilikinya. Baik itu ilmu agama maupun ilmu umum. Seseorang yang memiliki ilmu agama kemudian diajarkannya kepada orang lain dan memberi manfaat bagi orang tersebut dengan datangnya hidayah kepada-Nya, maka ini adalah keberuntungan yang sangat besar, lebih besar dari unta merah yang menjadi simbol kekayaan orang Arab. “Jika seseorang meninggal maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal; shadaqah jariyah, ilmu yang manfaat dan anak shalih yang mendoakan orang tuanya” (HR. Muslim)
Manusia bisa memberi manfaat kepada orang lain dengan kekayaan yang dimilikinya. Secara umum mengeluarkan harta dijalan Allah itu disebut infaq. Infaq yang wajib adalah zakat. Dan yang sunnah biasa disebut shadaqah. Memberi manfaat juga bisa dengan pemberian hadiah kepada orang lain. Yang nilai manfaatnya paling besar adalah pemberian kepada orang yang paling membutuhkannya.
Manusia bisa memberi manfaat pada orang lain dengan tenaga yang dimilikinya. Jika ada perbaikan jalan kampung, kita bisa memberi manfaat dengan ikut bergotong royong. Ketika ada pembangunan masjid kita bisa membantu dengan tenaga kita. Disaat tetangga mengalami kesulitan sementara kita memiliki keahlian dalam hal itu, kita bisa membantunya dan memberi manfaat dengan keahlian kita.
Sikap yang baik kepada sesama juga termasuk manfaat. Baik manfaat itu terasa langsung atau tidak langsung. Rasulullah saw memasukkan senyum ramah kepada orang lain sebagai shadaqah karena mengandung unsur kemanfaatan. Dengan senyum dan sikap baik, kita telah mendukung terciptanya lingkungan yang baik dan kondusif.
Semakin banyak seseorang memberi manfaat pada orang lain, makin tinggi tingkat kemanfaatannya. Agar kita benar-benar mendapatkan manfaat, kita harus ikhlas karena ikhlas adalah salah satu kunci diterimanya amalan kita. Semakin tinggi kemanfaatan seseorang kepada orang lain, maka semakin tinggi posisinya sebagai manusia terbaik.
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang memudahkan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan dunia, Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan niscaya Allah akan memudahkan baginya didunia dan akhirat” (HR.Muslim).
Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya seorang lelaki masuk surga. Dia ditanya: “Apa yang dulu kamu kerjakan?” Dia menjawab: “Aku
berjual beli dengan manusia lalu aku memberi tempo kepada orang yang
dalam kesulitan dan mempermudah urusan pembayaran dengan dinar
atau dirham”. Maka dia diampuni." (HR.Muslim dan Ibnu Majah)
Dari Ibnu Umar ra bahwa seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw, dia bertanya: “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling dicintai Allah? Dan apakah amal yang paling dicintai Allah azza wa jalla?” Rasulullah saw menjawab, ”Orang yang paling dicintai Allah ialah orang yang paling bermanfaat buat manusia dan amal yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang engkau masukkan kedalam diri seorang muslim atau engkau hilangkan suatu kesulitan atau engkau melunasi hutangnya atau engkau menghilangkan kelaparan. Dan sesungguhnya aku berjalan bersama seorang saudaraku untuk suatu kebutuhan lebih aku sukai daripada aku beritikaf dimasjid ini (Masjid Madinah) selama satu bulan. Dan barangsiapa yg menghentikan amarahnya maka Allah akan menutupi kekurangannya dan barangsiapa yg menahan amarahnya padahal dirinya sanggup untuk melampiaskannya maka Allah akan memenuhi hatinya dengan harapan pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang berjalan bersama saudaranya untuk suatu keperluan sehingga tertunaikan (keperluan) itu maka Allah akan meneguhkan kakinya pada hari tidak bergemingnya kaki-kaki (hari perhitungan). (HR.Thabrani)