Tuesday, May 29, 2018

Ambisi Mulia

.
Kebahagiaan akan makin bertambah, berkembang dan mengakar apabila seseorang mampu mengabaikan semua hal yang tidak berguna. Orang yang berambisi tinggi dan mulia adalah orang yang lebih memilih akhirat. 

Seorang ulama salaf memberi wasiat pada saudaranya: Bawalah ambisimu kesatu arah saja yakni bertemu dengan Allah, bahagia diakhirat dan damai disisi-Nya. Tidak ada ambisi yang lebih mulia selain ambisi yang seperti itu. "Pada hari itu, kamu dihadapkan kepada Tuhanmu, tiada sesuatupun dan keadaanmu yang tersembunyi bagi Allah." (QS.69:18).

Ambisi yang hanya tertuju kepada kehidupan ini saja, akan bermuara pada ambisi untuk meraih kedudukan, jabatan, harta benda, nama besar, kemasyhuran, istana dan keluarga besar yang kesemuanya ini akan musnah dan sirna.

Allah ta'ala telah menggambarkan sifat musuh-Nya, yakni kaum munafik sebagai berikut: "Sedangkan yang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri. Mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah." (QS.3:154). Dan mereka semuanya hanya berambisi untuk memuaskan hawa nafsu, perut dan syahwat mereka. Mereka tidak punya ambisi yang lebih tinggi dari itu.

Ketika Rasulullah saw membaiat para sahabat dibawah suatu pohon, ada seorang munafik yang justru meninggalkan baiat itu untuk mencari untanya yang berwarna merah. Dan orang
munafik itu berkata, "Aku akan lebih bahagia dengan menemukan untaku daripada aku ikut baiat yang kalian lakukan itu." Rasulullah pun berkata, "Kalian semua mendapat ampunan kecuali pemilik unta merah ini."

Orang munafik berkata: "Berilah saya izin (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya  terjerumus  kedalam  fitnah." Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus kedalam fitnah. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir" (QS.9:49). Orang munafik tidak  hanya  menyesatkan dirinya sendiri tetapi juga mengajak para sahabatnya. { Mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat perang dalam panas terik begini." Katakanlah: "Api neraka Jahannam itu jauh lebih panas." } (QS.9:81). Itulah orang munafik, hanya memikirkan keuntungan pribadinya saja.

Orang munafik selalu mencemaskan harta dan keluarganya.  Mereka berkata, "Harta dan keluarga kami telah merintangi kami, maka mohonkanlah ampunan bagi kami." (QS.48:11). Semua ambisi dan keinginan mereka itu sangat rendah.  Lain halnya dengan para sahabat yang agung, mereka selalu mengharapkan keutamaan dan keridhaan dari Allah, itulah Ambisi yang Mulia.

Banyak orang yang Hidup mereka hanyalah sebatas soal perut, rumah dan istana. Kecemasan dan pengetahuan mereka hanya soal kendaraan, pakaian, sandal dan makanan. Coba perhatikan, betapa banyaknya manusia yang dari pagi hingga sore disibukkan oleh kecemasan dan kegelisahan mereka agar tidak dibenci isteri, suami, anak atau kerabatnya atau agar tidak mendapat celaan. Semua itu, merupakan musibah besar bagi mereka itu. Mereka tidak memiliki tujuan mulia yang menyibukkan diri mereka dan juga kepentingan agung yang seharusnya menyita seluruh waktu mereka.

Bila Anda merasa seperti itu, renungkanlah hal-hal yang selama ini telah menyita perhatian Anda atau membuat Anda resah setiap saat. Benarkah semua itu pantas memperoleh perhatian dan porsi yang sedemikian besarnya dalam kehidupan Anda ? Mengapa Anda harus rela mengorbankan
ketentraman pikiran, darah dan juga waktu hanya untuk persoalan sepele?

Firman Allah, "Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS.65:3). Terimalah setiap pemberian Allah dengan penuh kerelaan hati, berimanlah pada Qadha dan Qadar. Niscaya kegundahan dan kecemasan akan selalu menjauhi Anda. Dan Anda pun akan selalu ceria.

Hendaklah Anda selalu aktif, bekerja, baca buku dan Al-Qur'an, bertasbih, menulis atau mengunjungi sahabat. Gunakan waktu dan jangan biarkan ada satu menitpun yang terbuang sia-sia! Ingat, sehari saja waktu kosong tidak aktif, niscaya kegundahan, keresahan, godaan dan bisikan setan akan mudah menyelinap kedalam fikiran dan hati Anda! Bila sudah demikian, maka Anda akan menjadi lapangan permainan para setan.

Kegundahan hanya akan membuat Anda lemah dalam beribadah, malas untuk berjihad, berputus asa, berburuk sangka dan pesimis. Rasa gundah adalah akar penyakit jiwa, penghancur jiwa dan penebar keraguan dan kebingungan. Jangan gundah karena ada Al-Quran, ada doa, ada shalat, ada sedekah, ada perbuatan baik dan ada amalan yang memberikan manfaat. Jangan pernah menyerah kepada kegundahan dengan tidak melakukan aktivitas.

"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu" (QS.40:60) "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS.7:55). "Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, karena sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tak bertakwa?"(QS.23:23) "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asmaaul husna (nama-nama yang terbaik)." (QS.17:110)

Janganlah sedih Atas Celaan maupun Hinaan Orang! "Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja." (QS.3:111). "Janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung." (QS.33:48). "Maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan." (QS.33:69)

Jangan gundah karena kekurangan! Dalam situasi yang serba kekurangan itu sebenarnya tersimpan keselamatan. Sikap zuhud terhadap dunia ini, ternyata merupakan kesenangan yang hanya diberikan Allah kepada hamba-hamba yang disukai-Nya. "Sesungguhnya Kami mewarisi bumi dan semua orang yang ada diatasnya dan hanya kepada Kamilah mereka dikembalikan." (QS.19:40)

Cara Mengatasi Stres
Keampuhan Shalawat 

Hasilkan Jutaan Rupiah dari rumah! 
.