Monday, May 14, 2018

Hidupmu Hanya 3 Hari

.
Seorang ulama salaf mengatakan: "Wahai anak Adam, hidupmu hanya tiga hari saja. Hari kemarin yang telah berlalu, hari esok yang belum datang dan hari ini dimana kamu harus bertakwa kepada Allah!"
Jangan larut dalam kecemasan, kerahkan segala kemampuan untuk hari ini. Berbuat semaksimal mungkin dan pusatkan pikiran untuk melakukan sesuatu dengan cara meningkatkan kualitas moral, menjaga kesehatan dan memperbaiki hubungan dengan sesama.

Jangan bersedih karena Tuhanmu berfirman: "Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?" (QS.94:1). Firman ini untuk setiap orang yang menerima kebenaran, melihat cahaya dan mendapat hidayah. Allah juga berfirman: "Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk menerima agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya sama dengan orang yang membatu hatinya? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya." (QS.39:22).

Kebenaran akan melapangkan dada dan kebatilan membuat hati menjadi keras. Allah Ta'ala berfirman: "Barangsiapa yang Allah kehendaki akan memberikan petunjuk kepadanya, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk memeluk Islam." (QS.6:125). 

"Janganlah kamu bersedih sesungguhnya Allah bersama kita." (QS.9:40). 
Hanya diucapkan orang yang sangat yakin dgn perlindungan, kasih sayang dan pertolongan Allah. "Yaitu orang-orang (yang taat kepada Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah jadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." (QS.3:173)

Perlindungan Allah sudah sangat cukup bagi kita. "Hai Nabi, cukuplah, cukuplah Allah (jadi pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu." (QS.8:64). Dan siapa pun yang menempuh jalan tersebut akan memperoleh kemenangan sebagaimana yang disebutkan dalam ayat tersebut. "Dan, bertawakallah kamu kepada Allah Yang Maha Hidup (Kekal) Yang tidak mati." (QS.25:58).

"Bersabarlah (hai Muhammad) dan tidaklah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah engkau bersedih hati terhadap kekafiran dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS.16:127-128). Ayat ini melukiskan tentang bagaimana penyertaan khusus Allah Swt terhadap para wali-Nya, yakni dengan cara selalu menjaga, mengawasi, membantu dan melindungi mereka sesuai dengan kadar ketakwaan dan jihad mereka.

"Dan janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah bersedih hati padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman." (QS.3:139). Maksudnya ketinggian tingkat ubudiyah dan kedudukannya disisi Allah. "Mereka sekali-kali tidak akan bisa membuat mudarat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri kebelakang. Kemudian, mereka tidak mendapat pertolongan." (QS.3:111)

"Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan di dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari Kiamat)." (QS.40:51). Bentuk ketetapan pada kalimat ini merupakan janji Allah yang tidak akan pernah diingkari dan tidak akan pernah ditunda.

"Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya." (QS.40:44). "Dan, hanya kepada Allah-lah orang-orang mukmin bertawakal." (QS.3:122).

7 Ciri orang mukmin
Dalam buku Rahasia Ketajaman Mata Hati oleh Imam Al Ghazali, dijelaskan bahwa Orang mukmin ialah orang yang takut kepada Allah ta’ala dengan menjaga semua anggota tubuhnya, sebagaimana yang pernah dikatakan Abul Laits: “orang yang takut kepada Allah ta’ala terlihat pada tujuh macam.”

1.Lidahnya
Dicegah utk mengatakan yang bohong, bergunjing, adu domba, membual atau perkataan yang tidak bermanfaat. Dan ia menyibukkan diri dzikir kepada Allah, membaca alquran atau diskusi masalah ilmu.

2.Hatinya
Tidak akan mengeluarkan perasaan permusuhan, kebohongan, kedengkian terhadap siapapun karena dengki mampu menghapus semua kebajikan. Sabda Nabi saw, “Dengki akan mampu menghancurkan kebajikan sebagaimana api melahap kayu bakar.” (HR.Abu Dawud)

3.Pandangan
Tidak akan memandang hal-hal yang haram, dari segi makanan, minuman, pakaian dan lain lain. Memandang dunia tidak berdasarkan kesenangan melainkan memandang sebagai pelajaran. Sabda Nabi saw: “Barangsiapa yang memenuhi pandangannya dengan barang haram maka kelak Allah ta’ala akan memenuhi dengan api neraka.”

4.Perut
Tidak memasukkan barang haram keperutnya karena hal itu merupakan dosa besar. Sabda Nabi saw: “Bilamana satu suap barang haram masuk keperut anak adam maka setiap malaikat dibumi dan langit melaknati selama sesuap itu masih dalam perutnya, bila dalam keadaan itu ia mati maka ia masuk neraka jahannam.”

5.Tangan
Tidak akan menjamah barang haram, hanya mengambil sesuatu yang dapat menambah ketaatan pada Allah ta’ala. Dari Ka’ab Al Ahbar ra,
sabda Nabi saw: “Sesungguhnya Allah ta’ala menciptakan wilayah yang terbuat dari ‘Zabarjudah Hijau’ dimana didalamnya ada 1000 kampung dan setiap kampung ada 70.000 rumah yang seseorang tidak bisa masuk kecuali seorang yang menjauhi barang haram karena takut terhadap Allah ta’ala”.

6.Kaki
Tidak akan berjalan kearah kemaksiatan, justru berjalan kearah yang bisa membuat ia semakin taat dan ridho yakni berkumpul dengan para ulama dan orang shaleh.

7.Taat
Sikap taatnya murni ikhlas karena Allah ta’ala, dia takut diselipi sikap riya dan munafik. Dan ketika dia melakukan hal seperti ini maka dia termasuk golongan orang yang difirmankan oleh Allah ta’ala :

“Kehidupan akhirat disisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa” (Qs.43:35)
“Sesungguhnya orang-orang bertaqwa berada dalam taman taman dan mata air” (Qs.15:45)
“Sesungguhnya orang-orang bertaqwa berada disurga dan penuh kenikmatan” (Qs.52:17)
“Sesungguhnya orang-orang bertaqwa selalu pada tempat yang aman” (Qs.44:51)

Seharusnya seorang mukmin memiliki perasaan antara takut dan harapan yakni mengharap rahmat Allah dan tidak boleh putus asa. Kemudian meningkatkan ibadah kepada Allah, menjauhi perbuatan jelek dan bertobat kepada-Nya.

Sebagaimana firman Allah ta’ala: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah” (Qs.39: 53).

Cara Mengatasi Stres