Sunday, April 08, 2018

Ash Shamad Asmaaul Husna

.
Ash Shamad adalah salah satu nama Allah yang sangat agung. Kita akan mengetahui keagungan nama ini apabila kita mengetahui penjelasan para ulama tentang nama tersebut. Asma Allah ash Shamad terdapat dalam Al Qur’an, hanya dalam surat al-Ikhlas.

Firman-Nya: Katakanlah, “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS.112:1-4)
 
Rasulullah saw bersabda, Allah berfirman, “Anak Adam telah berdusta terhadapku, padahal tak boleh baginya berbuat seperti itu. Ia juga mencerca-Ku, padahal tidak boleh baginya berbuat seperti itu. Ada pun kedustaannya terhadap Aku adalah ucapannya, ‘Allah tidak akan menghidupkanku kembali seperti saat Dia mengawali kehidupanku’ padahal awal penciptaan tidak lebih mudah dari membangkitkannya kembali. Cercaannya kepada-Ku ialah ucapannya, ‘Allah telah menjadikan putra bagi diri-Nya’ padahal Akulah yang Maha Esa, tempat bergantung para makhluk, Aku tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan Aku tidak memiliki tandingan sesuatu pun.” (HR.Bukhari)

Penjelasan Ulama tentang Makna ash Shamad
Menurut Ibnu Abbas, “Ash-Shamad adalah Dzat yang bergantung kepada-Nya segala kebutuhan dan permohonan seluruh makhluk.”
Ibnu Abbas juga berkata, ash-Shamad adalah Yang Maha sempurna keunggulan-Nya, Yang Maha mulia yang sempurna kemuliaan-Nya, Yang Maha agung yang sempurna keagungan-Nya, Yang Maha Penyantun yang sempurna kesantunan-Nya, Yang Maha Berilmu yang sempurna keilmuan-Nya, Yang Maha bijaksana yang sempurna kebijaksanaan-Nya. Dialah yang Maha sempurna dalam segala kemuliaan dan keunggulan-Nya. Dialah Allah yang Mahasuci. Inilah sifat-sifat Nya. Sifat ini tak pantas selain bagi-Nya, tiada tandingan bagi-Nya, tiada sesuatupun yang seperti-Nya Mahasuci Allah yang Maha Esa dan Maha Mengalahkan.

Penafsiran
para ulama dalam Tafsir Ath Thabari dan Tafsir Ibnu Katsir:
1. Yang Mahaunggul dan mencapai puncak keunggulan.
2. Yang Mahakekal setelah makhluk-Nya.
3. Yang tidak keluar dari-Nya sesuatu pun dan tidak makan.
4. Yang tidak memiliki rongga.
5. Yang tidak memakan makanan dan tidak meminum minuman.

Ath Thabarani mengatakan, “Semua penafsiran ini, benar. Itu semua adalah sifat Tuhan kita. Dia yang dituju dalam segala kebutuhan. Dia yang telah mencapai puncak keunggulan-Nya, yang tak berongga, tidak makan dan tidak minum. Dia yang kekal setelah makhluk-Nya.”

As Sa’di menjelaskan, “Ash-Shamad adalah Tuhan Yang Mahasempurna yang Mahaunggul dan Maha agung. Tiada sebuah sifat kesempurnaan pun melainkan Dia memiliki sifat tersebut dalam bentuk yang paling tinggi karena sempurnanya. Para makhluk tidak dapat menjangkau sifat-sifat tersebut dengan kalbu mereka walaupun sebagiannya saja. Lisan mereka tidak dapat mengungkapkannya. Dia yang menjadi tujuan segala kebutuhan. 

“Semua yang ada dilangit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (QS.55:29)

Dia yang Mahakaya, dengan sendirinya seluruh makhluk membutuhkan-Nya, baik dalam hal adanya mereka, proses terwujudnya, maupun bantuan bagi mereka dengan segala yang mereka butuhkan. Tidak ada seorang pun yang tidak membutuhkan-Nya, walaupun dalam perkara yang seberat semut, dalam setiap keadaan. Seluruh makhluk membutuhkan-Nya karena Dia memiliki segala kesempurnaan yang mutlak dalam Dzat-Nya, sifat-Nya, nama-nama-Nya, dan perbuatan-Nya.” (Tafsir Asma al-Husna)

Kesimpulannya, makna ash-Shamad ialah Yang Maha sempurna dalam segala sifat-Nya, yang semua makhluk-Nya membutuhkan-Nya sehingga semua makhluk-Nya menuju dan bergantung kepada-Nya. (Kutub wa Rasail Ibn Utsaimin)

Dia benar-benar berhak untuk diibadahi dan Dialah satu-satu-Nya yang berhak diibadahi. Seluruh sesembahan selain-Nya tidak memiliki sedikit pun dari apa yang dimiliki oleh Allah. Lantas, atas dasar apa mereka disembah?

Sumber: asysyariah.com
.

Asmaaul Husna 
.