Tuesday, May 22, 2018

Allah Minta Makan

.
Allah berkata : "Wahai anak Adam, Aku lapar namun engkau tidak mau memberi-Ku makan." Hamba itu menjawab, "Bagaimana mungkin aku memberi-Mu makan, sementara Engkau adalah Tuhan semesta alam?"

Allah Maha Suci dari kekurangan dan kelemahan yang biasa menjadi sifat yang melekat pada makhluk. Lantas, mengapa Allah Minta Makan kepada hambanya ??? Padahal Allah, Dzat yang Maha Perkasa, Maha Sempurna, Maha Gagah, Maha Berkuasa dan sifat-sifat maha lainnya, hingga sangat mustahil menurut akal jika Allah menderita lapar.

Dalam hadits shahih riwayat Muslim dari Abu Hurairah ra disebutkan: "Pada hari Kiamat nanti, disaat Allah menghisab hamba-Nya, Dia akan berkata kepadanya : "Wahai anak Adam, Aku lapar namun engkau tidak mau memberi-Ku makan." Hamba itu menjawab, "Bagaimana mungkin aku memberi-Mu makan sementara Engkau adalah Tuhan semesta alam?" Allah berkata, "Tidakkah engkau tahu bahwa hamba-Ku si Fulan bin Fulan sedang kelaparan namun engkau tidak mau memberinya makan. Ketahuilah seandainya engkau memberinya makan maka engkau akan dapatkan semua itu disisi-Ku."
"Wahai anak Adam, Aku kehausan namun engkau tidak memberi-Ku minum." Hamba itu menjawab, "Bagaimana mungkin aku bisa memberi-Mu minum sementara Engkau adalah Tuhan semesta alam?" Allah berkata, "Tidakkah engkau tahu bahwa hamba-Ku si Fulan bin Fulan sedang kehausan namun engkau tidak memberinya minum. Ketahuilah seandainya engkau memberinya minum pasti engkau dapatkan itu disisi-Ku."
"Wahai anak Adam, Aku sakit namun engkau tidak datang menjenguk-Ku." Hamba itu menjawab, "Bagaimana mungkin aku bisa menjenguk-Mu sementara Engkau adalah Tuhan semesta alam?" Allah berkata, "Tidakkah engkau tahu bahwa Fulan bin Fulan sedang sakit tapi engkau tidak menjenguknya. Ketahuilah, seandainya engkau menjenguknya niscaya akan engkau dapatkan Aku disisinya."


Lapar, haus dan sakit adalah kelemahan yang melekat pada makhluk dan hal-hal tersebut sama sekali jauh dari sifat-sifat Allah Ta'ala. Maksud dari kata kiasan yang digunakan oleh Rasulullah saw didalam hadits ini, dalam ilmu balaghah disebut tasybih baligh. Artinya, ungkapan yang sangat mendalam untuk menggambarkan suatu kondisi sehingga pendengarnya ikut larut dalam kesedihan atau kegembiraan, simpati atau antipati terhadap keadaan yang digambarkan oleh pembicara.

Pada hadits diatas, Rasulullah Saw menggambarkan bahwa seorang manusia yang sakit atau lapar atau haus benar-benar sangat mendambakan pertolongan dan bantuan, mengharapkan orang yang dapat menghiburnya. Kondisi yang sangat memprihatinkan ini,
digambarkan Rasulullah saw sebagai penderitaan yang dirasakan oleh Allah juga. Padahal Allah adalah Dzat yang Maha Perkasa, Maha Sempurna, Maha Gagah, Maha Berkuasa dan sifat-sifat maha lainnya, sehingga sangatlah mustahil menurut akal jika Allah menderita sakit, lapar dan haus. 

Amal yang Ikhlas merupakan sebab diampuninya dosa. Allah memasukkan seorang wanita pezina dari Bani Israel kedalam surga hanya karena wanita itu memberi minum seekor anjing yang kehausan.

Sabda
Rasulullah saw: "Tatkala ada seekor anjing yang hampir mati karena kehausan berputar-putar mengelilingi sebuah sumur yang berisi air, tiba-tiba anjing tersebut dilihat oleh seorang wanita pezina dari kaum bani Israil, maka wanita itu melepaskan sepatunya untuk turun kesumur dan mengisi air ke sepatu lalu memberi minum anjing itu. Maka Allah pun mengampuni wanita itu karena amalannya itu" (HR.Bukhari dan Muslim)

Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. (QS.51:19)

Ibnul Mubarak memiliki tetangga seorang Yahudi. Ia selalu lebih dahulu memberi makan tetangganya itu sebelum anak-anaknya sendiri. Bahkan, ia selalu memberi pakaian padanya sebelum memberi pakaian anak-anaknya. Ketika orang-orang menawar rumah si Yahudi itu, "Jual saja tempat tinggalmu itu kepada kami!" Yahudi itu berkata, "Saya akan jual rumahku ini dengan harga dua ribu dinar. Seribu dinar harga rumahku dan seribu lagi karena aku bertetangga dengan Ibnul Mubarak." Mendengar itu, Ibnul Mubarak didalam doanya selalu memohon demikian, "Ya Allah, tunjukilah ia kedalam Islam." Dan beberapa saat kemudian si Yahudi itu dengan izin Allah, masuk Islam.

Saat hendak berangkat haji, Ibnul Mubarak bertemu satu rombongan yang bermaksud sama. Dalam rombongan itu, ia melihat seorang wanita yang mengambil bangkai burung gagak dari sebuah tong sampah. Kemudian dia menyuruh pembantunya untuk melihat apa yang dilakukan wanita itu. Orang suruhan itu bertanya kepada si wanita tentang apa yang dilakukannya tadi. Si wanita itu menjawab, "Selama tiga hari kami hanya makan dari sisa-sisa makanan yang dibuang kedalam tong sampah."

Mendengar jawaban itu, Ibnul Mubarak meneteskan air mata. Maka dia memerintahkan agar semua perbekalannya dibagikan kepada rombongan itu. Karena sudah tidak punya bekal lagi maka ia pun pulang. Ia menangguhkan hajinya tahun itu. Dalam tidurnya, ia bermimpi ada orang berkata padanya, "Haji yang mabrur, sebuah tindakan yang harus diganjar dan dosamu telah terampunkan."

Sungguh sebuah perilaku yang sangat indah. Sungguh sebuah karunia yang sangat agung. Sungguh sebuah budi pekerti yang sangat mengharukan. Orang yang senang melakukan kebaikan, tidak akan pernah menyesal meski sangat banyak kebaikan yang telah dikerjakannya. Tetapi ia akan menyesal bila melakukan kesalahan, meski hanya sebuah kesalahan kecil. Kebaikan itu lebih abadi, walaupun dilakukan sekali dan kejahatan adalah bekal terburuk yang engkau usahakan.

"Dan orang-orang Anshor yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum kedatangan Muhajirin, mereka mencintai orang yg berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka tak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang telah diberikan kepada Muhajirin; dan mereka mengutamakan orang-orang Muhajirin, atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS.59:9).
.
Cara Mengatasi Stres
Keampuhan Shalawat 

Hasilkan Jutaan Rupiah dari rumah! 
.