Tuesday, July 03, 2018

Mengingat Mati

.
Kematian datang berulang-ulang kali, menjemput setiap orang, orang tua maupun anak-anak, orang kaya maupun miskin, orang kuat maupun lemah. Semuanya menghadapi kematian, tidak ada kemampuan menghindarinya, tidak ada kekuatan, tidak ada pertolongan dari orang lain, tidak akan ada penolakan dan tidak ada penundaan. Semua itu mengisyaratkan, bahwa kematian datang dari Pemilik kekuatan yang paling tinggi.

Hanya ditangan Allah semata pemberi kehidupan. Dan hanya tangan-Nya yang bisa mengambil kembali yang telah Dia berikan pada ajal yang telah ditetapkan.

Allah Swt berfirman: "Setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan kedalam surga, maka sungguh dia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." [QS.3:185].

Maut adalah ketetapan Allah. Seandainya ada seseorang yang selamat dari maut, niscaya manusia yang paling mulia akan selamat. Namun maut merupakan Sunah ketetapan-Nya atas seluruh makhluk. Allah berfirman: "Sesungguhnya engkau (Muhammad) akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)." [QS.39:30].

Tidak ada manusia yang kekal didunia ini. "Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami kamu dikembalikan. [QS.21:34-35].

Menghindar Dari Kematian ?
Kekuasaan Allah meliputi segala sesuatu. Dia telah menetapkan kematian atas diri manusia. Sehingga bagaimanapun manusia berupaya untuk menghindar darinya, kematian itu tetap akan mengejarnya. Allah Swt berfirman: "Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu didalam benteng yang tinggi lagi kokoh." [QS.4:78].

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” [QS.62:8].

"Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya." [QS.50:19].

Kematian sebagai bukti nyata kekuasaan Allah, dan siapapun tidak ada yang dapat mengalahkan-Nya. Allah Swt berfirman: "Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan." [QS.56:60].

Allah Ta'ala menantang orang-orang yang menyangka bahwa mereka tidak dikuasai oleh Allah dengan mengembalikan nyawa orang yang sekarat, jika memang mereka benar. Allah Ta'ala berfirman: "Maka mengapa ketika nyawa sampai dikerongkongan. Padahal kamu ketika itu melihat dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (Allah)? Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (ketempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?" [QS.56:83-87].

Manusia tak akan lepas dari ajal, bahkan ajal itu meliputinya. Dari Abdullah, Rasulullah saw membuat garis segi empat dan Beliau membuat garis ditengahnya keluar darinya. Beliau membuat garis-garis kecil kepada garis yang ada ditengah ini dari sampingnya yang berada ditengah. Dan Rasulullah saw bersabda, ”Ini manusia, dan ini ajal yang mengelilinginya ataupun telah mengelilinginya. Yang keluar ini adalah angan-angannya. Dan garis-garis kecil ini adalah musibah-musibah. Jika ini luput darinya, ini pasti mengenainya. Jika ini luput darinya, ini pasti mengenainya.” [HR.Bukhari].

Jika demikian, maka bagaimana mungkin manusia dapat lari dan selamat dari kematian? Ketahuilah, sesungguhnya umur kita didunia ini terbatas dan hanya sebentar. Orang yang berakal, sepantasnya tidak tertipu dengan gemerlapnya dunia, sehingga melupakan bekal menuju akhiratnya.

Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun. Dan sangat sedikit diantara mereka yang melewati itu.” [HR.Ibnu Majah, Tirmidzi].

Anjuran Mengingat Kematian
Banyak hadits yang mengingatkan tentang kematian, agar manusia selalu ingat bahwa hidup didunia tidak kekal. Agar manusia bersiap siaga dengan perbekalan yang dibutuhkannya saat perjalanannya yang panjang nanti. Rasulullah saw bersabda: "Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian. Karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya di waktu sempit kehidupannya, kecuali itu melonggarkan kesempitan hidup atas orang itu. Dan tidaklah seseorang mengingatnya di waktu luas (kehidupannya), kecuali itu menyempitkan keluasan hidup atas orang itu." [HR.Thabrani dan Al Hakim].

Syumaith bin ‘Ajlan berkata: "Barangsiapa menjadikan maut dihadapan kedua matanya, dia tidak peduli dengan kesempitan dunia atau keluasannya."

Orang yang banyak mengingat kematian dan mempersiapkannya dengan iman yang shahih, tauhid yang khalish (murni), amal yang shalih, dengan landasan niat yang ikhlas, itulah orang-orang yang paling berakal.

Dari Ibnu Umar ra, Aku bersama Rasulullah saw, lalu seorang laki-laki Anshar datang kepada Beliau, lalu dia bertanya: “Wahai, Rasulullah. Manakah diantara kaum mukminin yang paling utama?” Beliau menjawab, ”Yang paling baik akhlaknya diantara mereka.” Dia bertanya lagi: “Manakah diantara kaum mukminin yang paling cerdik?” Beliau menjawab, ”Yang paling banyak mengingat kematian diantara mereka, dan yang paling bagus persiapannya menghadapi kehidupan setelah kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdik.” [HR.Ibnu Majah].

Marilah kita renungkan sabda Nabi saw yang mulia: "Mayat akan diikuti oleh tiga perkara, dua akan kembali, satu akan tetap. Mayat akan diikuti oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Keluarganya dan hartanya akan kembali, sedangkan amalnya akan tetap." [HR.Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa-i]

Janganlah seseorang meremehkan amal shaleh karena suatu saat dia pasti akan menyesalinya. Allah Swt berfirman: "(Demikianlah orang kafir itu), Sehingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata: “Ya, Tuhanku. Kembalikanlah aku kedunia, agar aku berbuat amal yang shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak..! Sesungguhnya itu hanyalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitan." [QS.23:99-100].

Janganlah selalu menunda berbuat amal shaleh karena kesibukan duniawi. Karena selama manusia masih hidup, dia tidak akan lepas dari kesibukannya. Orang yang berakal akan mengutamakan urusan akhirat yang pasti datang dan mengalahkan urusan dunia yang pasti ditinggalkan. Allah Swt berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan infaqkan sebagian dari apa yang telah Kami berikan padamu sebelum datang kematian kepada salah seorang diantara kamu; lalu dia berkata: “Ya, Tuhanku. Mengapakah Engkau tidak menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?” Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan." [QS.63:9-11].

Seseorang hendaklah memanfaatkan hidupnya dengan sebaik-baiknya, mengisinya dengan amalan shaleh sebelum datang kematian. Dari Abdullah bin Umar ra, Rasulullah saw memegang pundakku lalu bersabda, ”Jadilah engkau didunia ini seolah-olah seorang yang asing atau seorang musafir. Jika engkau masuk waktu Subuh maka janganlah engkau menantikan sore. Jika engkau masuk waktu sore maka janganlah engkau menantikan Subuh. Ambillah dari kesehatanmu untuk sakitmu. Dan ambillah dari hidupmu untuk matimu.” [HR.Bukhari].

Hendaklah seseorang waspada terhadap angan-angan panjang umur sehingga menangguhkan amal shaleh. Nabi saw bersabda: "Anak Adam semakin tua dan dua perkara semakin besar juga bersama nya: cinta harta dan panjang umur." [HR.Bukhari].

Sesungguhnya masa 60 tahun bagi seseorang sudah merupakan waktu yang panjang hidup didunia ini, cukup bagi seseorang merenungkan tujuan hidup sehingga tidak ada udzur bagi orang yang telah mencapai umur tersebut.

Dari Abu Hurairah, Nabi saw bersabda: "Allah meniadakan alasan seseorang yang Dia telah menunda ajalnya sehingga mencapai 60 tahun." [HR.Bukhari].

Hamid Al Qaishari berkata: “Kita semua telah meyakini kematian tetapi kita tidak melihat orang yang bersiap-siap menghadapinya! Kita semua telah meyakini adanya surga tetapi kita tidak melihat orang yang beramal untuknya! Kita semua telah meyakini adanya neraka tetapi kita tidak melihat orang yang takut terhadapnya! Maka terhadap apa kamu bergembira? Kemungkinan apakah yang kamu nantikan? Kematian! Itulah perkara pertama kali yang akan datang kepadamu dengan membawa kebaikan atau keburukan. Wahai saudaraku! Berjalanlah menghadap Penguasamu (Allah) dengan perjalanan yang bagus”. 


Firman Allah dalam Hadits Qudsi: Aku heran kepada orang: 
- yang yakin dengan maut tetapi mengapa dia masih sombong membanggakan diri?
- yang yakin dengan hari Hisab tetapi mengapa dia masih sibuk menimbun harta?
- yang yakin akan masuk kubur tetapi mengapa dia masih tertawa terbahak-bahak?
- yang yakin dengan hari kiamat tetapi mengapa dia masih bersenang-senang tidak beramal?
- yang yakin akan lenyapnya dunia tetapi mengapa dia masih menambatkan hati kepadanya?
- yang alim pintar bicara tetapi bodoh dalam paham pengertian.
- yang sibuk selidiki aib orang lain tetapi lupa cacat cela dirinya sendiri.
- yang tahu Allah memperhatikan tingkah lakunya tetapi mengapa dia masih durhaka kepada Allah?
- yang tahu bahwa dia akan mati sendirian dan masuk kubur sendirian tetapi mengapa dia masih

 asyik bersenda gurau dengan orang banyak?
Tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, Muhammad itu benar-benar hamba-Ku

 dan Rasul-Ku. (Sirrus Salikin jili4 hal 34)

Semoga tulisan ini mengingatkan kita, betapa penting mempersiapkan diri menghadapi kematian yang merupakan masalah besar yang dihadapi setiap insan. Dari Al Bara, kami bersama Rasulullah saw pada suatu mayat, lalu Beliau duduk ditepi kubur, kemudian Beliau menangis sehingga tanah menjadi basah, lalu Beliau bersabda: “Wahai saudara-saudaraku! Maka persiapkanlah untuk yang seperti ini!” [HR.Ibnu Majah].

Sumber: almanhaj.or.id
.
Cara Mengatasi Stres
Keampuhan Shalawat 

Aplikasi Ajaib Hasilkan Jutaan Rupiah 
.