Thursday, May 24, 2018

Allah Melihat Hatimu

.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya Allah Swt itu tidak melihat kepada tubuh-tubuhmu, tidak pula kepada bentuk rupamu tetapi Dia melihat kepada hatimu sekalian." (HR.Muslim)
Dari Abdullah bin Qais al-Asy'ari, "Rasulullah saw ditanya perihal seorang yang pergi berperang dengan tujuan menunjukkan keberanian, ada yang berperang dengan tujuan kesombongan, ada pula yang berperang dengan tujuan pamer. Manakah diantara semuanya itu yang termasuk dalam jihad fi-sabilillah? Rasulullah saw menjawab: "Barangsiapa berperang dengan tujuan menegakkan kalimat Allah (Agama Islam) itulah yang luhur, maka ia disebut jihad fi-sabilillah." (Muttafaq 'alaih)

Dari Nufai bin Haris as-Tsaqafi ra, sabda Nabi saw: "Apabila dua orang Muslim berhadap-hadapan dengan membawa pedangnya masing-masing (dengan maksud ingin berbunuh-bunuhan) maka yang membunuh dan yang terbunuh semuanya masuk kedalam neraka." Saya bertanya: "Yang membunuh patut masuk neraka tetapi bagaimanakah halnya orang yang terbunuh, mengapa dia masuk neraka pula?" Rasulullah saw menjawab: "Karena sesungguhnya orang yang terbunuh itu juga ingin sekali hendak membunuh kawannya." (Muttafaq 'alaih)

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: "Shalatnya seorang lelaki dengan berjamaah melebihi shalatnya dipasar atau dirumahnya dengan dua puluh tiga sampai dua puluh sembilan derjat. Yang demikian itu karena apabila seseorang itu berwudhu dan membaguskan cara wudhunya, kemudian mendatangi masjid, tidak ada yang menggerakkan kepergiannya ke masjid itu kecuali hendak shalat, maka tidaklah ia melangkahkan kakinya selangkah kecuali ia dinaikkan tingkatnya sederjat dan karena itu pula dihapus satu kesalahannya sehingga ia masuk masjid. Apabila ia telah masuk kedalam masjid maka ia memperoleh pahala seperti dalam keadaan shalat, selama shalat itu yang menyebabkan ia bertahan didalam masjid tadi, para malaikat mendoakan untuk mendapatkan kerahmatan Tuhan pada seseorang dari engkau semua, selama masih berada ditempat ia shalat. Para malaikat itu berkata: "Ya Allah, kasihanilah orang ini; wahai Allah, ampunilah ia; ya Allah, terimalah taubatnya." Hal seperti ini selama orang tersebut tidak berbuat buruk (yakni berkata soal keduniaan, mengumpat orang lain, memukul dan lain-lain) dan juga selama ia tidak berhadas. (HR.Muslim)

Dari Abdullah bin Abbas ra dalam sebuah Hadits Qudsi, Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala itu mencatat semua kebaikan dan keburukan, kemudian menerangkan yang sedemikian  itu - yakni mana yang termasuk hasanah dan mana yang termasuk sayyi'ah. Maka barangsiapa yang berniat mengerjakan kebaikan, kemudian tidak jadi melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi sebagai suatu kebaikan yang sempurna disisi-Nya dan barangsiapa berniat mengerjakan kebaikan kemudian melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah Ta'ala sebagai sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat disisi-Nya, bahkan dapat sampai menjadi berganda yang amat banyak sekali. Selanjutnya barangsiapa yang berniat mengerjakan keburukan kemudian tidak jadi melakukannya maka dicatatlah oleh Allah Ta'ala sebagai suatu kebaikan yang sempurna disisi-Nya dan barangsiapa yang berniat mengerjakan keburukan kemudian melakukannya, maka dicatatlah oleh Allah Ta'ala sebagai satu keburukan saja disisi-Nya." (Muttafaq 'alaih)

Hadis diatas menunjukkan besarnya kerahmatan Allah Ta'ala kepada kita semua
nya sebagai ummat Nabi Muhammad saw. Renungkanlah wahai saudaraku. Semoga kita diberi taufik oleh Allah hingga dapat menginsafi kebesaran belas-kasih Allah.

Bahagia Dengan Tawakal
Tawakal adalah penyandaran diri kepada Allah Ta'ala dalam perkara yang mendatangkan manfaat dan mencegah bahaya disertai usaha yang Allah perintahkan. Hati seorang muslim akan tenang ketika dia
menyerahkan urusannya kepada Allah. Karena Allah Ta'ala adalah Dzat yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui segala urusan. Seorang muslim tidak boleh menyandarkan urusannya kepada usaha yang dikerjakannya atau menyandarkan urusannya kepada manusia. Karena manusia adalah makhluk yang lemah dan tidak punya kuasa untuk mewujudkan suatu perkarapun tanpa izin Allah Ta’ala.

Allah Ta'ala berfirman, “Dan bertawakallah kepada Allah Yang Maha hidup (kekal) Yang tidak mati dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya” (QS.25:58).

Para ulama menjelaskan, tawakal merupakan syarat benarnya iman seseorang. Hal ini berdasarkan firman Allah, “Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman” (QS.5:23). Pada ayat ini Allah mengaitkan keimanan seseorang dengan sifat tawakal.

Orang yang bertawakal akan memperoleh keutamaan yang besar:
1.Allah akan mencukupkan urusannya
Allah Ta’ala berfirman, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yg dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu” (QS.65:2-3).

2.Sebab masuk surga tanpa hisab
Diantara keutamaan sifat tawakal adalah menjadi sebab bagi seseorang untuk masuk surga tanpa hisab. Ada umat Rasulullah yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa siksa. Rasulullah saw bersabda tentang mereka, “Mereka itu tidak melakukan thiyarah (merasa sial), tidak meminta untuk diruqyah dan tidak menggunakan kay (pengobatan dgn besi panas) dan hanya kepada Tuhan merekalah, mereka bertawakal” (HR.Bukhari).

3.Sebab mendapatkan rezeki
Rasulullah saw bersabda, “Seandainya kalian benar-benar bertawakkal pada Allah, tentu kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi dipagi hari dalam keadaan lapar dan kembali disore hari dalam keadaan kenyang” (HR.Tirmidzi)

4.Sebab terjaga dari gangguan syaitan
Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang berkata (ketika keluar rumah): “Bismillahi tawakkaltu ‘alallah, laa haula wa laa quwwata illaa billah” (Dengan nama Allah aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah). Maka dikatakan kepadanya: ‘Engkau sudah dicukupi dan dilindungi’. Dan setan akan menjauh darinya” (HR.Tirmidzi)

5.Sebab mendapatkan ganti yang lebih baik
Ummu Salamah (istri Nabi) pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan: "Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Allahumma’jurnii fii mushiibatii wa akhlif lii khairan minhaa" [Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali kepada- Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah yang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik] maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik” (HR.Muslim)

Ummu Salamah mengucapkannya ketika Abu Salamah meninggal dan dia mendapatkan ganti suami yang lebih baik yaitu Rasulullah saw yang mulia.