Wednesday, May 30, 2018

Tinta Telah Kering

.
Tinta telah kering bersamaan dengan semua hal yang akan Anda temui. Jangan mengira diri Anda akan sanggup melakukan segala upaya untuk menahan tembok yang akan runtuh, membendung air yang akan meluap, menahan angin agar tidak bertiup atau memelihara kaca agar tidak pecah. Setiap  ketentuan akan berjalan  dan semua keputusan  akan terlaksana. 

Jika keyakinan tsb tertanam kuat pada jiwa dan kukuh bersemayam dalam hati Anda maka setiap bencana akan menjadi karunia, setiap ujian menjadi anugerah dan setiap peristiwa menjadi penghargaan dan pahala. 

Sang Maha Pencipta telah menentukan segala sesuatunya dan takdir telah bicara. Usaha dan Upaya wajib Anda lakukan tetapi hak untuk menentukan tetap mutlak milik Allah.

"
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (QS.57:22). Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yg telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." (QS.9:51).  "Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai." (QS.21:23) "Barangsiapa yang dikehendaki Allah menjadi baik maka dia akan diuji-Nya." (Al Hadits)

Berbahagialah orang-orang yang ditimpa musibah atas kesabaran dan kerelaan hati mereka terhadap Yang Maha Mengambil, Maha Pemberi, Maha Mengekang lagi Maha Melapangkan. Syaraf Anda akan tetap tegang, kegundahan jiwa Anda tidak akan reda dan kecemasan didada Anda tidak akan pernah sirna, sebelum Anda benar-benar beriman terhadap qadha dan qadar.

Percayalah dengan kebenaran qadha, sehingga jiwa Anda akan tetap tenang menjalani segala upaya dan cara yang memang harus ditempuh. Dan apabila terjadi hal yang tidak Anda inginkan, maka itu merupakan bagian dari ketentuan yang memang harus terjadi. Jangan pernah berandai, "Seandainya saja aku melakukan seperti ini, niscaya akan begini dan begini jadinya" Tapi katakanlah: "Allah telah mentakdirkan dan apa yang Dia kehendaki akan Dia lakukan." (Al-Hadits)

Jangan bersedih, sebab usia Anda yang sebenarnya adalah kebahagiaan dan ketenangan hati Anda. Jangan habiskan usia dalam kesedihan, jangan boroskan malam-malam Anda dalam kecemasan dan jangan habiskan waktu Anda untuk kegundahan dan jangan berlebihan dalam menyia-nyiakan hidup, sebab Allah tidak suka terhadap orang-orang yang berlebih-lebihan.

Keyakinan Ahlussunnah Mengenai Qadha dan Qadar
Keimanan terhadap Qadha dan Qadar adalah rukun iman keenam. Dari Ibnu Umar ra, telah sampai berita kepada beliau bahwa sebagian orang mengingkari tentang Qadar, kemudian beliau berkata: "Kalau engkau bertemu dengan mereka, tolong diberitahukan bahwa saya berlepas diri dari mereka dan mereka berlepas diri dari saya. Dan yang bersumpah adalah Abdullah bin Umar. Kalau sekiranya  salah satu diantara mereka mempunyai emas sebesar gunung Uhud kemudian diinfakkan, tidak akan diterima infaknya sebelum mereka beriman terhadap Qadar." (HR.Muslim)

Keimanan terhadap Qadar tidak sah sampai beriman dengan empat tingkatan qadar, yaitu :
1.Beriman bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu secara terperinci, dari pertama dan terakhir. Tidak ada yang tersembunyi dilangit dan dibumi.
2.Beriman bahwa Allah telah mencatat semuanya di Lauhul Mahfudz sebelum menciptakan langit dan bumi selama lima puluh ribu tahun.
3.Beriman dengan Keinginan Allah yang pasti terlaksana dan Kekuasaannya yang sempurna. Tidak ada di alam ini kebaikan maupun kejelekan kecuali dengan keinginan Allah swt.
4.Beriman bahwa semua benda adalah makhluk Allah. Dia Pencipta makhluk dan Pencipta sifat dan perbuatannya. Sebagaimana Firman Allah :  “Yang memiliki sifat-sifat yang demikian itu adalah Allah Tuhan kamu;  Tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.“ (QS.6:102-103)

Hendaklah anda beriman bahwa seorang hamba mempunyai keinginan dan pilihan. Dengan  itu dia bisa melakukan aktifitasnya, sebagaimana Allah berfirman : “Al Quran itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam,  (yaitu)  bagi siapa diantara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus“ (QS.81:27-28) “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala dari kebajikan yang diusahakannya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya." (QS.2:286)

Keinginan dan kemampuan seseorang, tidak keluar dari kehendak Allah, Dia lah yang memberikan hak itu dan menjadikan seseorang mampu untuk memilah dan memilih. Firman
Allah Swt : “Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam“ (QS.81:29)

Sesungguhnya Qadar adalah rahasia Allah terhadap makhluk-Nya. Apa yang Allah jelaskan kepada kita, kita dapat mengetahui dan mempercayainya. Dan apa yang tidak diketahui, kita menerima dan mempercayainya, tanpa membantah Allah terhadap Pekerjaan dan hikmah-Nya yang sempurna. Dan tidak patut kita bertanya terhadap apa yang dikerjakan-Nya, hukum-hukum-Nya dengan akal fikiran kita yang cupat dan pemahaman kita yang lemah, kita harus mempercayai akan keadilan Allah yang sempurna dan kesucian-Nya.

Berikut ini keyakinan Salafus Saleh secara global, diantaranya:
1.Dari sisi bahasa Makna Qadha dan Qadar. Dari sisi bahasa Qadha adalah merapatkan sesuatu dan menyempurnakan urusan, sementara Qadar adalah menentukan.

2.Dari sisi syareat makna Qadha dan Qadar adalah penentuan Allah ta’ala terhadap sesuatu sejak awal, dan Ilmu-Nya yang mengetahui apa yang akan terjadi pada waktu tertentu dengan sifat tertentu. Dan ketentuan-Nya sesuai dengan keinginan-Nya dan terjadi seperti yang telah ditentukan-Nya. Dan penciptaan-Nya pada makhluk-Nya.

3.Apakah ada perbedaan antara Qadha dan Qadar? Sebagian dari ulama ada yang membedakan diantara dua istilah tersebut. Tetapi yang lebih dekat tidak ada perbedaan antara Qadha dan Qadar dari sisi artinya. Satu kata menunjukkan arti kata yang lainnya. Karena tidak ada dalil dari Al-Quran maupun Hadits yang membedakan diantara keduanya. Dan sudah ada kesepakatan bahwa boleh menggunakan satu kata untuk kata yang lainnya, dengan catatan bahwa kata Qadar lebih banyak disebut dan digunakan dalam Al-Quran dan Sunnah yang menunjukkan keharusan beriman terhadap rukun Iman ini.

4.Kedudukan beriman terhadap Qadar. Keimanan terhadap Qadar adalah salah satu diantara rukun iman yang enam, disebutkan dalam sabda Rasulullah saw ketika Jibril bertanya tentang iman: “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman terhadap Qadha dan Qadar yang baik maupun yang buruk“ (HR.Muslim).

Dan firman-Nya: “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran“ (QS.54:49). “Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku“ (QS.33:38).

5.Tingkatan Keimanan terhadap Qadar.  
Keimanan terhadap Qadar tidak akan sempurna sampai mempercayai empat tinggkatan berikut ini:
1:Tingkatan ilmu, yaitu keimanan bahwa ilmu Allah itu mencakup segala sesuatu, tidak ada
apapun yang tersembunyi sedikitpun yang ada dilangit maupun dibumi. Allah telah mengetahui semua makhluk Nya sebelum diciptakan. Mengetahui apa yang mereka lakukan dengan Ilmu-Nya. Dalil tentang hal ini banyak sekali, diantaranya firman Allah: “Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang“ (QS.59:22). “Bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu“ (QS.65:12).

2:Tingkatan Kitabah, yaitu meyakini bahwa Allah telah menulis ketentuan seluruh makhluk didalam Lauhul Makhfudz. Dalilnya adalah firman Allah: “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apasaja yang ada dilangit dan dibumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dlm sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah“ (QS.22:70). Sabda Rasulullah saw: “Allah telah menulis ketentuan semua makhluk sebelum menciptakan langit dan bumi lima puluh ribu tahun“ (HR.Muslim)

3:Tingkatan Iradah dan Masyi’ah, yaitu keyakinan bahwa semua yang terjadi dialam ini adalah atas kehendak Allah ta’ala. Tidak ada apapun yang keluar dari Keinginan-Nya sedikitpun juga. Apa yang dikehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendaki tidak akan terjadi. Dalilnya firman Allah Swt:
“Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi kecuali (dgn menyebut): "Insya Allah“ (QS.18:23-24). “Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan yang lurus itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam“ (QS.81:29).

4:Tingkatan menciptakan (Al-Kholqu), yaitu keyakinan bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu termasuk diantaranya pekerjaan hamba-hamba-Nya. Tidak ada yang terjadi dialam ini kecuali Allah adalah Penciptanya. Dalilnya Firman Allah:
“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu“ (QS.39:62).
“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu“ (QS.37:96).
Sabda Rasulullah saw: "Sesungguhnya Allah menciptakan semua pembuat dan pekerjaannnya" (HR.Bukhari dan Ibnu Abi'Asyim)

Peringatan menggunakan akal fikiran dalam masalah Qadar.
Keimanan terhadap Qadar adalah keimanan kepada Allah swt dengan cara yang benar. Merupakan pilihan kuat manusia untuk mengetahui Tuhannya, dan apapun yang terkait dengan pengetahuannya dari keyakinan yang jujur kepada Allah. Dan apa yang wajib baginya berkaitan dengan Sifat-Nya yang Maha Sempurna.

Dalam masalah Qadar banyak sekali pertanyaan bagi orang yang memakai akalnya saja. Dan banyak perbedaan pendapat seputar masalah Qadar. Ini menunjukkan pentingnya keimanan terhadap Qadar diantara rukun-rukun iman lainnya. Dan akal tidak bisa independent untuk mengetahui Qadar, karena Qadar rahasia Allah terhadap makhluk-Nya. 

Dia tidak ditanya apa yang dilakukan-Nya sementara manusia akan ditanya apa yang dilakukannya. 
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui" (QS.2:216) 

"Allah tidak menentukan sebuah qadha bagi seorang hamba kecuali qadha itu baik baginya." (Al-Hadits)